Rabu, 22 Maret 23

Wong Bojonegoro di Nunukan Serukan Perdamaian Sambil Bagi Ta’jil

Puluhan orang dari Paguyuban Wong Bojonegoro di Nunukan berkumpul dan berdiri disepanjang Jl. Sanusi atau tepatnya depan Tugu Dwikora, Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) Jum’at (24/5/2019) sore. Kehadiran mereka ditempat tersebut bukan sekedar ‘ngabuburit’ menunggu beduk Magrib namun menyambangi para pengguna jalan yang lewat untuk menyerukan slogan-slogan perdamain.

Koordinator Aksi yang juga Camat Nunukan,Akhmad ,Sip , Msi menuturkan bahwa pemilu bukan sebuah hal yang menjadikan silaturahim sampai retak. Perbedaan pilihan dalam alam demokrasi, menurutnya adalah hal yang wajar dan seharusnya disikapi dengan penuh kegembiraan dan kedewasaan.

“Walaupun Kalimantan Utara khususnya Nunukan adalah wilayah yang disebut-sebut paling kondusif selama pemilu setelah Bali, namun kita jangan bosan agar tetap menjalin kebersamaan apapun latar belakangnya,” ujar Akhmad.

Menyikapi kejadian di Jakarta terkait persoalan Pemilu, Akhmad meminta warga Nunukan untuk tidak terprovokasi dan tetap bersikap bijak dalam menyikapi pemberitaan atas kejadian tersebut. Sebagai wilayah yang multikultur maupun multietnis, masyarakat Nunukan menurutnya harus tetap mempertahankan keharmonisan dalam sosial sebagaimana yang selama ini berlangsung.

Apalagi Nunukan adalah wilayah Perbatasan yang menjadi pintu masuk bagi ekspansi segala hal dari negara tetangga (Sabah-Malaysia). Tentu menjadi tanggung jawab lebih ekstra lagi buat masyarakat yang semua itu hanya bisa diwujudkan apabila masyarakatnya menunjung tinggi kegotong royongan dalam Bhineka Tunggal Ika.

“Saya sangat percaya masyarakat Nunukan adalah masyarakat yang madani. Selain itu kita harus membuktikan bahwa masyarakat yang tinggal di Perbatasan dapat menjadi contoh perilaku positif bagi masyarakat lainya di Indonesia,” tandas Akhmad.

Selain membawa misi perdamaian, oraganisasi yang dibawah pimpinan Komandan Kompi (Danki) Brimob Pelopor A Batalyon 3 Nunukan Iptu Budi Utomo tersebut juga membagikan ta’jil untuk berbuka puasa kepada para pengguna jalan. Dalam hal ini menurut Akhmad, Paguyuban Wong Bojonegoro ingin mengingatkan kepada umat islam bahwa hakikat berpuasa bukan sekedar menahan lapar dan haus semata melainkan juga hikmah untuk berbagi.

“Melalui pembagian ta’jil ini kami ingin mengajak untuk istropeksi dan muhasabah bahwa ibadah puasa bukan semata-mata untuk kita sendiri tapi juga bagaimana kita menyayangi sesama dengan cara berbagi,” pungkasnya.

- Advertisement -
Berita Terbaru
Berita Terkait