Wakil Sekretaris Jenderal Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Mixil Mina Munir, meminta agar seluruh elemen masyarakat dan pemerintah mewaspadai fundamentalisme yang ujungnya ingin mengganti dasar negara yakni, Pancasila.
“Saya katakan, masyarakat harus waspada terhadap gerakan-gerakan fundamentalisme. Hari ini, mereka memanfaat kan momentum pilkada Jakarta, khususnya kasus Ahok untuk digunakan ajang konsolidasi,” tegas Mixil saat Acara Seminar Nasional ‘Konsolidasi Demokrasi Indonesia yang Berkeadaban dalam Perspektif Pemuda Islam” yang digelar oleh Majlis Pemuda Islam Indonesia (PII) di Kantor MUI, Jakarta Pusat, Kamis (27/10).
Selanjutnya, sambung Mixil, jika dilihat terkait proses hukum Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), sudah jelas proses hukumnya telah diserahkan kepada pihak kepolisian.
“Proses hukum sudah berjalan, kita serahkan kepada yang berwajib, kita tunggu hasilnya” ujarnya.
Selain itu, Mixil mengatakan, dirinya mengecam kelompok-kelompok yang menggunakan isu SARA pada momentum pilkada saat ini. Karena, hal ini dapat memecah belah kerukunan antar umat beragama.
“Saya mengecam (isu SARA), jangan manfaatkan isu SARA yang dapat merusak hubungan antar umat beragama di Indonesia,” katanya.
Oleh karenanya, Mixil mengimbau kepada seluruh masyarakat agar menjaga hubungan baik antar umat beragama yang telah dibangun dengan susah payah oleh pendiri Republik Indonesia.
“Mari kita jaga bersama keutuhan NKRI, jangan ada lagi isu SARA, kita rayakan pilkada 2017 dengan aman, tertib dan damai,” tutup Ketua Umum Sekber (Sekretariat Bersama Rakyat).
Selain Mixil, narasumber lain pada acara seminar nasional yang diadakan oleh Pemuda Islam Indonesia (PII) adalah Waketum MUI Drs. Zainut Tauhid Sa’adi, Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dhanil Anzar Simanjuntak, dan diikuti oleh beberapa organisasi pemuda keagamaan.