BOGOR – Kabar yang berkembang tentang tidak harmonisnya pasangan Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto dan Wakil Walikota Bogor Usmar Harimar sepertinya benar.
Meski tidak secara lugas disampaikan, namun hal itu terlihat jelas dari sinyal.Usmar yang akan maju sebagai calon walikota dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Bogor 2018 mendatang.
Politisi Partai Demokrat itu tegas mengatakan, ia akan bergandengan tangan dengan partai nasionalis religius.
“Saya kan bagian dari partai. Pada saat saya maju kan perintah partai saya (red. Partai Demokrat). Selama partai minta menyelesaikan sampai 2019, ya saya akan selesaikan sampai 2019. Kalau partai minta saya menjadi walikota, saya siap,” ujar Usmar kepada indeksberita.com usai acara buka bersama di rumahnya, Perumahan Vila Indah Pajajaran (VIP), Kota Bogor, Kamis (23/6/2016).
Terkait partai yang akan jadi pengusungnya di pilkada mendatang, Usmar menyataka akan bersama dengan mesin politik yang punya platform sama, nasional religius.
“Di Kota Bogor tidak ada partai yang bisa maju sendiri di pilkada. Tentunya nanti saya pilih partai nasional religius. Tapi, saat ini kita masih berkomitmen dengan partai pengusung,” ujarnya.
Ditanya PKS atau Golkar yang akan dilirik mengusung Usmar di pilkada nanti, Usmar engan menjawab secara blak-blakan. Usmar hanya memberi sinyal partai pemilik suara besar.
“Kalau soal partai, tentu yang senafas. Dan, itu partai nasionalis religius,” ujarnya.
Ditanya soal kerenggangannya dengan Walikota, Wakil Walikota Bogor menjawab, dirinya terikat dengan kontrak politik hanya selama 5 tahun.
“Itu yang menjadi guide kita. Bahkan kita punya tugas bersama. Secara politik adalah paket dan secara kepemerintahan, susunan wakil walikota dan susunan jajaran kebawahnya bertanggungjawab kepada walikota,” ujarnya.
Menanggapi sebutan isu tidak ada lagi kekompakan antara dirinya dengan Bima Arya, Usmar enggan berkomentar terbuka. Dikatakannya, dari sudut pandang pemerintahan, masing masing jabatan mengemban tugas dan fungsinya.
“Walikota sebagai kepala daerah punya tugas tersendiri. Begitu juga dengan wakil walikota. Soal tidak hamornis, itu dari sudut pandang mana? Komunikasi selama ini kita lakukan. Jika walikota berhalangan didelegasikan kepada wakilnya. Selama ini berjalan baik dan kita kawal pembangunan bersama-sama,” tuturnya.
Terkait seringnya walikota melakukan perjalanan ke luar negeri, Usmar mengatakan hal itu wajar karena belakangan ini hampir semua daerah membangun komunikasi dengan luar negeri.
“Kegiatan ke luar negeri itu tergantung dari target yang ingin dicapai. Saat ini, yang jadi tujuan kan smart city. Harapannya, kemajuan kota di luar negeri itu yang ingin diadopsi di Kota Bogor. Pak wali pernah sampaikan suatu saat wakil walikota juga akan ke luar negeri. Tapi, mungkin saat ini masih harus walikota. Kalau saya tidak harus ke luar negeri, tapi cukup ke kelurahan saja,” tutur Usmar sembari tersenyum.
Pada tempat yang sama, Sekretaris DPC Partai Demokrat, Ferro Sopacua mengatakan, partainya masih berharap banyak pada Usmar untuk melanjutkan berlaga di pilkada 2018 nanti. Tapi, nantinya bukan lagi sebagai wakil walikota, melainkan sebagai walikota.
“Kita (DPC Partai Demokrat Kota Bogor) mendukung penuh Pak Usmar maju lagi sebagai calon walikota,” singkat Ferro bersemangat. (eko)
- Advertisement -
saya akan maju pilwalkot 2018 daftar di KPU KOTA BOGOR
berpasangan bambang saputro,st dan najamudin
bambang saputro,st calon walikota bogor 2018 siapa pilihan anda