Yogya – Setelah pembubaran KKR di Sabuga Bandung, kini giliran Yogyakarta mulai digoyang. Forum Umat Islam (FUI) Jogja Rabu (7/12) minta Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) menurunkan baliho promosi yang ada mahasiswi berjilbab. FUI keberatan karena jilbab adalah simbol akidah. FUI berpandangan UKDW yang mayoritas mahasiswanya Kristen tak pantas memasang baliho seperti itu.
Akibat diancam FUI, kini lima baliho di lima titik di Jogja diturunkan oleh pihak advertising atas permintaan pimpinan UKDW pada Kamis (8/12). Kampus ini mengaku memasang baliho promosi dengan model para mahasiswa berprestasi, salah satunya berjilbab. Baliho itu menggambarkan kesetaraan dan kebhinekaan di kampus ini, tak ada diskriminasi. UKDW adalah kampus dengan jumlah mahasiswa 3.800, dan tujuh persennya beragama Islam.
Meskipun pihak rektorat telah menjelaskan tujuan baliho promosi itu namun tetap menyerah atas tekanan FUI. Di Jogja, UKDW dan Univ Sanata Dharma merupakan kampus yang banyak diminati mahasiswa Muslim. Di dua kampus ini banyak mahasiswi berjilbab. Jogja adalah kota pelajar yang istimewa. Banyak mahsiswa dari luar daerah datang belajar di sini dan tak memasalahkan kuliah di perguruan tinggi mana, yang penting di kampus itu ada prodi idaman.
Prodi Pendidikan Bahasa Inggris USD dikenal paling bagus di Kopertis V DIY. Di UKDW ada Prodi Desain Produk dan Arsitektur. Para mahasiswi berhijab itu belajar bahasa Inggris, desain dan arsitektur bukan agama. Setelah wisuda pun mereka tetap berhijab.
Menurut Sumanto Qurtuby, seorang profesor asal Indonesia yang mengajar di Arab Saudi, UKDW, sebagaimana almamaternya, UKSW (Universitas Kristen Satya Wacana) di Salatiga, bukan hanya rumah buat mahasiswa Kristen saja tetapi juga rumah buat mahasiswa Muslim dan Muslimah. Ada banyak sekali mahasiswa Muslim di kampus ini, baik yang S2/S3 apalagi S1. Di kampus-kampus ini, mereka bukan belajar Injil atau Teologi Kristen, melainkan belajar ilmu-ilmu umum di berbagai bidang keilmuan: ekonomi, bisnis, komputer, teknik, matematika, fisika, kimia, sampai ilmu-ilmu sosial, dlsb.
“Jadi apa salahnya kalau mereka memasang “iklan” dengan mencantumkan foto-foto Muslim/Muslimah?” tanya Sumanto Qurtuby. Bukankah mencantumkan foto-foto mahasiswa Muslim / Muslimah bersama mahasiswa Kristen dan non-Muslim lain dalam baliho, poster, dlsb, untuk menunjukkan keragaman dan toleransi kampus, tambah Sumanto,
Menurut Sumanto, pemerintah dan aparat berwajib di Jogja, orang-orang FUI harus segera “direbonding” supaya kembali ke jalan yang lurus. “Bukankah Jogja itu simbol kota budaya, kota pelajar, dan kota pluralitas? Dimana-mana sampah-sampah itu ya harus dibersihkan supaya tidak mengganggu pemandangan. Lagian mereka ini siapa kok nyuruh-nyuruh kampus UKDW untuk mencopot poster dan baliho? Sudah bahlul, norak lagi,” tegas Sumanto.
Universitas Sanata Dharma:
Siang ini (8/12), pihak USD menunjukan bahwa sebagai sebuah lembaga akademis harus mampu bertumpu pada akal sehat dan mau mempertahankan prinsip prinsip dasar pendidikan; keberagaman dan menghargai kebebasan berpikir. Tidak menyerah pada desakan sekelompok orang yang sesat pikir dan tidak paham persoalan. Sikap semacam ini harus dilakukan dan sepatutnya ditiru oleh lembaga pendidikan lain. Menyerah pada desakan preman sama halnya meruntuhkan prinsip dasar pendidikan di atas. Benteng terakhir Indonesia mini, benteng terakhir keberagaman.