PERAYAAN Cheng Beng, setiap setahun sekali ternyata menjadi waktu yang ditunggu-tunggu para pembersih makam dilingkungan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Gunung Gadung. Sebut saja salah satunya, Saipuloh (35), warga Kelurahan Cipaku, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.
Kepada indeksberita.com, Jumat (25/3/2016), ia mengatakan, perayaan Cheng Beng menjadi rejeki yang paling ditunggu-tunggu.
“Sejak kemarin, sebelum ahli waris makam datang berziarah, warga yang berprofesi sebagai pembersih makam sudah membersihkan kuburan sejak pagi. Setelah selesai salat subuh, saya mencabuti rumput – rumput yang mulai tinggi, serta membersihkan batu granit makam yang mulai usang,” tukasnya.
Penuturan bapak tiga orang anak yang menggantungkan rezekinya sebagai juru pelihara makam milik warga Tionghoa, jelang Cheng Beng banyak pemuda yang mendadak menjadi juru bersih.
“Mungkin mereka para pemuda itu juga berharap bakal dapat rejeki dari para keluarga peziarah,” ujarnya.
TPU Gunung Gadung, sejak kemarin disebutnya sudah mulai ramai dikunjungi para peziarah khususnya mereka yang menyambut perayaan Ceng Beng. Para peziarah ini kebanyakan datang dari luar Bogor. Menurutnya dalam perayaan Ceng Beng ini, dia bisa mengais rezeki lebih banyak jika dibandingkan hari-hari biasa lainnya.
“Alhamdulillah, jika setiap bulannya hanya mendapat Rp 300 ribu, namun dalam perayaan Ceng Beng, penghasilannya bisa meningkat jadi 10 kali lipat. Bisa sampai Rp3 juta,” kata Saipuloh dengan mimik muka senang.
Tradisi Ceng Beng atau ziarah kubur ke leluhur yang digelar setahun sekali itu dilakukan warga Tionghoa sebagai penghormatan kepada orang terkasih yang lebih dahulu meninggal dunia. Tradisi ini bisa dimulai sejak sepuluh hari sebelum dan sesudah puncak perayaannya yang jatuh pada tanggal 4 April 2016 mendatang.
“Mereka datang dan menggelar persembahyangan di depan altar makam. Tak ketinggalan membawa peralatan seperti kertas sembahyang, hio, lilin merah dan makanan lainnya,”tuntasnya. (eko)