Paket Ekonomi XI kemenko perekonomian, yang salah satunya ditujukan untuk mengakhiri ketergantungan atas impor bahan baku obat/farmasi, ditindaklanjuti oleh menperin dan BUMN farmasi.
Upaya untuk melepas ketergantungan terhadap impor bahan baku itu di lakukan oleh Menperin Saleh Husin, dengan menawarkan para pelaku industri India yang tergabung dalam CII (Confederation of Indian Industry) di kemenperin senin kemarin (18/7/2016).
Bagaimana dengan industri farmasi merespon Paket Kebijakan Ekonomi XI berkaitan dengan bahan baku obat ?
PT Indofarma, Tbk perusahaan BUMN dibidang farmasi, sebelum lebaran sudah bertemu dengan atase perdagangan India untuk menindaklanjuti peluang dari Paket Ekonomi XI. Hal tersebut di informasikan oleh Yasser Arafat dari Indofarma.
Kami sudah bertemu dengan wakil atase perdagangan India sebelum lebaran. Kami sepakat Untuk follow up semua potensi yang memungkinkan, dan minggu depan kami akan ada pertemuan lagi dengan tim teknisnya” demikian penjelasan Yaser Arafat, Corporate Secretary Indofarma kepada indeksberita.com
Hal yang sama dinyatakan oleh Teddy Wibisana, ketua Almisbat, yang juga komisaris independen Indofarma.
“Saya sudah mendengar dari management bahwa Inaf (indofarma) sudah merspon paket ekonomi XI mengenai bahan baku obat. Apa yang dilakukan management bentuk respon positif. Dan seperti kita ketahui, India kan negara pengekspor bahan baku obat terbesar ke Indonesia setelah Cina. Indofarma bisa memaparkan betapa besarnya kebutuhan kita atas bahan baku obat, agar mereka tertarik dan mendorong pengusahanya untuk berinvestasi bahan baku obat di Indonesia”
Apakah tepat menyerahkan industri strategis seperti farmasi ke asing ?
Perusahaan farmasi negara harus bisa buat bahan baku. Bangun kemandirian yang sejati