Dari Temu Aktivis : 30 Tahun Rode

0
326
Mohamad Yamin (18/11) menceritakan tentang "sejarah" Rumah Rode. (Foto TASS)

Gambaran seorang hakim yang seram dan kaku, hilang saat kita melihat Tirta, seorang hakim di PTUN Medan. Ia bisa menjadi MC yang sangat ngocol. Itu terjadi pada acara 30 Tahun Rode: Rumah Perjuangan hari ini di Jogja (18/11). Dengan logat Medan campur Jawa ia memandu acara serius tapi penuh canda itu.

Muhammad Yamin Sh menjelaskan kisah rumah kontrakan para aktivis mahasiswa hingga 30 tahun. Bagaimana para aktivis mendekati para tetangga dengan mengajak anak-anak bermain dan memberi kacang hijau sampai bertamasya ke Gembira Loka dan Kedung Ombo. Namun Siti Noor Laila (eks Ketua Komnas HAM) saat diminta masak kacang ijo ternyata dia baru pertama. Kacang ijo gagal mengembang. Warga kian akrab dengan para aktivis. Mereka jika melihat ada intel segera memberi tahu, “Mas ada laler..”

Bedah Buku 30 Tahun Rode (18/11) yang ditulis Aris Santoso. (Foto TAS)
Bedah Buku 30 Tahun Rode (18/11) yang ditulis Aris Santoso. (Foto TAS)

Pada acara diskusi bedah buku “Kami Terus Bergerak” tampil editor buku Aris Santoso, Budiman Sujatmiko (anggota DPR), Muradi (dosen Unpad), Eko Sulistyo (deputi Kepala Staf Presiden), Hilmar Farid (dirjen Kebudayaan) dan moderator Ifdhal Kasim (staf di KSP). Mereka bicara tentang pengaruh Rode bagi perjalanan hidup para aktivis. Budiman yang pernah tinggal di situ merasa pilihan dulu bergaul dengan para aktivis Rode adalah pilihan tepat dan tak disesali. Hilmar Farid yang aktivis UI bersama beberapa kawannya yang saat itu juga berambut gondrong sering mampir dan diskusi di situ.

John Tobing juga tampil memimpin menyanyi bersama lagu legendaris Darah Juang. Grup SPUR dengan dedengkotnya Dodok Jogja tampil membawakan beberapa lagu penuh kritik sosial. Dodok yang ngetop dengan slogannya “Jogja ora Didol” itu rupanya akrab dengan Rode, termasuk sering nonton bersama di Bioskop Permata dengan para aktivis. Film yang ditonton saat itu antara lain Gairah Cinta dengan bintang Inneke Koesherawati. Ketika Dodok menyanyi ada beberapa orang menyawer dengan uang ratusan ribu. Sang MC dan Masinton Pasaribu (anggota DPR) termasuk yang menyawer. “Ini saya hitung dulu ya, awas ada orang KPK ga? Kalau saya disawer anggota DPR bisa kena OTT ga ya?” tanya Dodok disambut tawa hadirin. Marlin Dinamikanto dari Pijar tampil membaca dua puisi karya sendiri.

IMG-20181119-WA0092

Kata Yamin, Rode kini sudah seperti keluarga. Jika ada salah satu aktivis sakit atau meninggal otomatis mereka bertanggungjawab terhadap keluarganya terutama anak-anak.

Kepada Rachland Nashidik Yamin menghargai kehadirannya. Inilah demokrasi yang kita percayai. Meskipun berbeda partai dan calon presiden tetap bersahabat. Sementara pengurus Demokrat itu selalu mengatakan, “Politik secukupnya, persahabatan selamanya”.

IMG-20181119-WA0090

Selamat dan Terus Bergerak buat RODE: Rumah Perjuangan.