TELAGA Warna, Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor membuat siapa pun yang pernah berkunjung seolah ketagihan untuk datang kembali. Pesona danau yang berlokasi di taman wisata Desa Tugu ini tidak hanya sekedar menebar keelokan alam, namun juga keunikan air danau yang kerap berubah-ubah warna.
Sebutan Telaga Warna dilatarbelakangi keindahan permukaan air yang setiap saat bisa menyuguhkan warna cokelat, kuning gelap hingga kuning terang. Keunikan air berubah-ubah warna itu sejatinya berasal dari bayangan hutan, tanaman, bunga-bunga, dan langit di sekitar telaga.
Secara ilmiah, perubahan warna itu disebabkan oleh ganggang di telaga. Tumbuhan jenis algae ini bisa berubah-ubah warnanya sehingga air danau pun turut terlihat berubah warna. Pendapat lain menyebutkan, 7 perubahan warna air ini akibat pantulan sinar matahari yang menyinari tumbuh-tumbuhan di sekeliling telaga.
“Tapi, warga disekitar Puncak ini percaya pada mitos, warna-warna itu berasal dari kalung Putri yang tersebar di dasar telaga,” tukas Jaka, pegawai yang bekerja di taman wisata Telaga Warna kepada indeksberita.com, Minggu (21/2/2016).
Pantauan media online ini, di lokasi wisata, Puncak ini memiliki keistimewaan kekayaan flora pegunungan. Sebut saja diantaranya seperti rotan, hingga paku tiang. Guna memanjakan wisatwan, pengelola Taman Wisata Alam Telaga Warna juga menyediakan perahu kecil atau sepeda air.
Tidak hanya itu, untuk menyempurnakan kepuasan, di Telaga Warna juga tersedia fasilitas jogging track, outbond, flying fox, dan menara setinggi 13,5 meter. Wisatawan juga bisa menemui beraneka jenis satwa yang hidup di dalam kawasan cagar alam seluas 268,25 hektare.
Menurut pengelola, hutan Telaga Warna Puncak juga jadi rumah beragam binatang buas. Kendati terlihat aman, setiap pengunjung tidak salahnya waspada agar tidak berjalan terlalu jauh ke dalam hutan atau melakukan hal-hal yang kurang pantas.
“Di lokasi wisata ini masih banyak bisa ditemui hewan liar seperti kera abu-abu, surili, lutung, termasuk berbagai jenis burung tekukur, babi hutan, elang jawa, dan lain lain,” tutup Jaka. (eko)