Teguhkan Nawacita, 2 Kecamatan di Lumbis Ogong Akan Dimekarkan

0
469
Mayjen TNI Purn Dedi Hadrian dan Bupati Nunukan Asmin Laura Hafid (Foto Lumbis)

Permasalahan di perbatasan sepertinya menjadi sebuah ironi ditengah bangsa Indonesia menyatakan diri telah merdeka. Seperti yang terjadi di wilayah Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara, jauhnya jarak masyarakat yang ada di Lumbis Ogong guna mendapatkan pelayanan publik hingga saat ini masih menjadi kompleksitas sendiri. Itu lah sebabnya 2 kecamatan di Lumbis Ogong akan dimekarkan

Sudah menjadi rahasia umum lagi, bahwa sekedar untuk mendapatkan pelayanan kesehatan saja, warga masyarakat di wilayah yang tinggal di Perbatasan RI- Sabah/Malaysia ini harus mengeluarkan ongkos hingga 8-10 juta rupiah sekali jalan dengan menggunakan perahu. Pasalnya di daerah ini sungai adalah satu-satunya sarana transportasi mengingat belum adanya jalan darat dari Mansalong (kota terdekat di Indonesia) yang tembus ke wilayah tersebut.

Hal ini semakin ironis karena justru untuk mencapai kota-kota perbatasan di Malaysia seperti Nabawan dan Kebingau hingga Kota Kinabalu, warga masyarakat di Lumbis Ogong hanya memerlukan waktu sekitar 2-3 jam perjalanan dengan ongkos tak lebih dari 200 ringgit (750 ribu rupiah). Maka tak heran apabila warga masyarakat Lumbis Ogong lebih memilih mencari pelayanan publik seperti rumah sakit dan sarana lainya ke Malaysia. Selain fasilitas di wilayah tersebut menunjang kehidupan sosial masyarakat Lumbis Ogong, juga masyarakatnya serumpun, sama-sama dari rumpun Murut/Dayak Agabag.

Permasalahan ini menjadi yang selalu menjadi pemikiran tersendiri bagi May Jend TNI Purnawirawan Dedi Hadria Mantan Direktur Tofografi TNI AD, sahli III Panglima TNI dan anggota Tim Kelompok Ahli BNPP.  Tokoh militer yang oleh masyarakat setempat dipanggil dengan sebutan ‘Jenderal Labang’ (Labang adalah nama sebuah kampung di Lumbis Ogong yang berdekatan dengan Nabawan-Malaysia), selalu berusaha bagaimana cara agar masyarakat di Lumbis Ogong mendapatkan hak pembangunan yang setara dengan daerah lain di Indonesia.

Dedi kerap mengedukasi masyarakat terutama di Lumbis Ogong dengan motivasi-motivasi nasionalisme mengingat patriotisme diwilayah tersebut memang dipertaruhkan. Rangsangan terhadap produk-produk atau vasilitas pelayanan publik di Malaysia adalah senyawa tersendiri yang apabila tak dipangkas, akan dapat menggerogoti kedaulatan NKRI.

Suntikan edukasi dan motivasi dari Dedi berbuah manis, karena generasi muda di wilayah Lumbis Ogong sedemikian kental dalam menjunjung semangat kebangsan. Hal tersebut dibuktikan dengan berdirinya organ Pemuda Penjaga Perbatasan yang gigih menyuarakan gelegar nasionalisme diantaranya dengan tuntutan persamaan pembangunan sebagai bangsa yang merdeka sebagai bentuk perimbangan dari pembangunan di wilayah Malaysia.

Gayung pun bersambut manakala pada kunjungan Bupati Nunukan Asmin Laura Hafid wilayah tersebut pada Sabtu (10/11/2018) lalu berjanji akan merealisasikan pembentukan Kecamatan Lumbis Pansingan dan Kecamatan Lumbis Hulu sebagai perwujudan akselarasi percepatan pembangunan dan optimalisasi pelayanan pemerintah terhadap masyarakat perbatasan serta yang paling penting adalah untuk memperkuat pertahanan dan ketahanan Negara.

“Kabupaten Nunukan sesuai dengan kewenangan yang kami miliki dan setelah beberapa berkonsultasi dengan kementrian terkait maka kami akan segera mengesahkan Perda Pembentukan Lumbis Pansingan dan Lumbis Hulu dan saya telah memerintahkan agar Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) menyiapkan anggaran opersional pemerintah Kecamatannya pada anggaran 2019,” kata Laura.

Kala itu Laura berjanji akan mengupayakan untuk mendorong agar pemerintah pusat juga mengambil bagian dalam menata dan membangun insfratruktur di 2 Kecamatan tersebut nantinya, apalagi diwilayah itu terdapat Outstanding Boundary Problem (wilayah yang masih dipersengketakan antara 2 negara) Lumbis Pansingan ada Sigmen OBP SungaiSumantipal yang baru-baru ini disepakati tetap menjadi bagian dari pada NKRI.

“Sekarang tugas pemerintah dan Negara membangunnya untuk membuktikan bahwa wilayah tersebut kita perjuangkan untuk kita bangun dan masyaraaktnya kita sejahterakan dan Lumbis Hulu ada Singmen OBP Sungai Sinapad, B2700-3100,” kata Laura

Terkait hal tersebut, Dedi Hadria mengatakan bahwa memang harus ada kebijakan komperhensif yang harus dibuat untuk mempercepat kesejahteraan masyarakat diwilayah tersebut. Dedi meyakini kelak Kecamatan Lumbis Pansiangan yang berpusat di Labang akan menjadi wilayah yang paling cepat berkembang karena memiliki posisi strategis secara ekonomi dan geopolitik regional dan bilateral sehingga semua kementrian terkait nantinya akan turut ambil bagian membangun perbatasan.

“Sejak muda sampai saya pensiun saya sering masuk berkunjung melihat saudara-saudara saya disana, memang harus ada kebijakan komperhensif yang harus dibuat untuk mempercepat kesejahteraan mereka disana. Saya yakin kelak daerah itu akan memiliki posisi strategis dalam ekonomi geopolitik regional atau bilateral,” tandas Dedi kepada pewarta, Senin (12/11/2018).

Diketahui, Lumbis Pansingan Pusat Pemerintahannya terletak di Labang dan terdiri dari 13 desa  yaitu: Desa Sumintobol, Desa Nantukidan,  Desa Labang,  Desa Sumantipal,  Desa Bulu Laun Hilir,  Desa Lagas,  Desa Ngawol,  Desa Tantalujuk,  Desa Tambalang Hulu,  Desa Panas,  Desa Kuyo,  Desa Langgason dan Desa Bokok, Labang dipilih karena merupakan titik terdekat dengan Sabah Malaysia dan merupakan jalur utama lalu-lintas perdagangan tradisional Indonesia-Sabah hanya dibutuhkan waktu 1 jam sudah sampai di Kota terdekat di Sabah di Pagalungan masuk dalam daerah Nabawan Sabah.

” Saya sangat senang dengn kabar ini. Semoga semakin meneguhkan aktualisasi dari Nawacita,” tutup Dedi