Pembangunan infrastruktur menjadi program prioritas pemerintahan Jokowi, dan saat ini hasilnya sudah dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat, termasuk oleh masyarakat perbatasan. Menyikapi hal ini, Sekjen Forum Nasional (Fornas) Bhineka Tunggal Ika, Taufan Hunneman menyatakan bahwa, dengan dibangunnya perbatasan, Jokowi telah meningkatkan harga diri bangsa.
Taufan menjelaskan, sebelumnya daerah perbatasan terkesan seperti diabaikan, dan sangat jauh tertinggal dibandingkan dengan negara tetangga. Lalu Taufan bercerita saat ia mengunjungi wilayah Entikong dan Nunukan yang berbatasan dengan Malaysia, sekitar tahun 2010. Saat itu menurutnya, keadaan perbatasan dan pos perbatasan sangat memperihatinkan.
“Ada semacam perasaan geram dan kecil hati dari warga negara Indonesia di perbatasan saat membandingkan dengan wilayah negara tetangganya,” kata Taufan
Padahal lanjutnya, perbatasan suatu negara merupakan wajah dan cermin sesungguhnya sebuah bangsa. “Bukan menjadi rahasia lagi jika daerah yang berbatasan dengan negara lain, selama ini kurang diperhatikan. Mulai dari kehidupan masyarakatnya, hingga sarana dan parasarana publik setempat,” ungkap Taufan.
Kemudian lanjut Taufan, pemerintah membangun pos perbatasan yang jauh lebih bagus sejak tahun 2015. dengan sejumlah fasilitas dan kemudahan dalam pengurusan migrasi. Infrastruktur jalan menuju pos perbatasan menurutnya sangat baik.
“Belum lama saya ke sana lagi, jelas sekali perbedaannya. Jokowi telah berhasil menaikkan harga diri bangsa, melalui pos perbatasan yang megah, rapi dan terurus baik. Jalan menuju pos perbatasan pun mulus,” ungkapnya.
Apa yang diungkapkan Taufan, dibenarkan oleh Osmar Tanjung, sekertaris Dewan Eksekutif PKPBerdikari (Pusat Kajian Pengembangan Berdikari). Menurut Osmar, pernyataan Taufan justru mengkonfirmasi hasil survey PKPBerdikari yang telah dilakukan sebelumnya.
Osmar menjelaskan bahwa PKPBerdikari telah melakukan survey persepsi masyarakat atas capaian nawacita. “Survey dilakukan terhadap 593 responden yang tersebar di 131 Kabupaten/kota, dan 30 Propinsi sepanjang bulan Juli 2018,” urai Osmar.
Pembangunan di perbatasan merupakan program indikatif dari Nawacita butir ke 3 : Membangun dari Pinggiran, yaitu pembangunan yang terdesentralisasi. Osmar kemudian mengungkapkan, berdasarkan hasil survey PKPBerdikari, Nawacita butir no 3 ini lah yang dianggap paling berhasil dilaksanakan oleh pemerintah Jokowi.
“79.2 % masyarakat percaya bahwa program nawacita butir ke 3, yaitu “Membangun Indonesia dari Pinggiran” telah herhasil dilaksanakan,” pungkasnya
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.