Pecatur Indonesia IM Novendra Priasmoro benar-benar menjadikan 17 Agustus 2019 sebagai hari perjuangan menuju gelar juara Kejuaraan Catur Malaysia Open di Kuala Lumpur, Malaysia. Bertanding dua kali selama hampir 8 jam di hari bersejarah itu, Novendra mencetak dua kemenangan penting beruntun atas pecatur Uzbekistan GM Temur Kuybokarov (2511) pada babak 7. dan IM Le Tuan Minh (2517) dari Vietnam di babak 8. Taktik gerilya dibalik dua kemenangannya itu membawa Novendra jadi pemuncak klasemen sendirian dengan 7 poin.
“Kemenangan Novendra diraih dengan cara yang berbeda. Melawan Temur, Novendra menjalankan pesan pelatihnya GM Andrei Kovalev secara akurat bahwa pada bangunan tertentu dari pertahanan Hindia Raja ‘kamu harus main langkah aktif terus menerus betapapun penuh resiko'”, kata Manajer Tim Catur Indonesia, Kristianus Liem, dalam rilis melalui pesan whatsapp pada Minggu (18/8/2019).
Pada babak 7 melawan Temur (19 tahun), Novendra yang memainkan buah hitam sempat sekali bikin langkah pasif. Posisinya sempat terkurung habis. Namun Novendra kkemudian memainkan langkah-langkah taktis dan mulai mengendalikan pertandingan. Pada langkah ke-25 posisi Novendra sudah tampak menang! Novendra pun tidak mengendurkan tekanan. Bidak dan para perwiranya terus menyerbu dan menekan.
Pada langkah 31 ketika Temur mencoba mengaktifkan Menterinya, justru disitulah kesalahannya. Langkah brillian Novendra 31…Be4 memaksa Temur akan kehilangan satu perwira ringan tiga langkah kemudian. Temur pun akhirnya menyerah pada langkah ke-33 karena melihat salah satu Kuda atau Gajahnya akan lenyap tanpa kompensasi apa-apa.
Pada babak 8 yang tanding mulai pukul 15.00, Novendra (unggulan ketujuh) jumpa unggulan keempat IM Le Tuan Minh (Vietnam). Dengan buah putih, strategi awal sebetulnya cukup remis. Tapi Novendra keliru dalam mengantisipasi urutan langkah-langkah pembukaan yang sengaja dimainkan Le secara terbalik-balik. Langkah aktif Novendra 18. g4 malah membuat situasi berubah menjadi posisi mau tidak mau main untuk menang atau kalah.
Sepasang Benteng dibantu Gajah Le yang sudah menerobos ke pertahanan putih membuat Novendra harus bersusah payah mempertahankan posisinya. Selama 20 langkah lebih Novendra harus menderita “digebukin”. Namun seperti mendapat ilham dari para pejuang kemerdekaan RI, Novendra menemukan taktik gerilya yang dimulai dengan tusukan b5 di langkag 41, padahal Bidak c4 dan Kuda di c5 nya lagi terancam.
Taktik gerilya tadi langsung terasa, Le mulai salah arah. Alih-alih memukul bidak c4 yang potensial membuatnya menang, Le malah menjalankan 41…a5, langkah buang tempo.
Efek salah arah alias tersesat itu terus berlanjut. Le banyak buang tempo dengan mengira bidaknya yang didorong maju dari petak a6 hingga a3 itu bisa menghasilkan kemenangan. Sementara Kuda dan Benteng putih yang berhasil mengacak-acak garis belakang pertahanan hitam lewat strategi serang dan lari itu menghasilkan satu bidak bebas lajur-h hingga pada langkah 70 mencapai petak h7.
Posisi pun berbalik. Peluang menang berada di tangan Novendra . Dalam posisi itu Novendra terus menggunakan taktik gerilya sementara Le menggunakan pakem baku. Dua Bidak bebas Le yang sudah mencapai petak a2 dan b3 tidak bisa promosi dijaga Benteng Novendra di a8, sementara satu Bidak bebas Novendra di lajur-f bakal melenggang promosi. Le pun menyerah di langkah ke-83.
Dua kemenangan beruntun atas lawan yang ratingnya lebih tinggi itu menghasilkan tambahan rating 5,5 dan 5,6 poin sehingga sementara ini rating Novendra sudah surplus sebanyak 14,8 poin. Dengan 7 poin Novendra hanya butuh remis besok pada babak ke-9 (terakhir) hari ini, Minggu (18/8/2019) melawan rekan senegaranya IM Yoseph Taher (2460) untuk jadi juara Malaysia Open sendirian dan merebut hadiah pertama sebesar 4,000 dolar AS.
Kalau kalah ada bahaya bagi Novendra yaitu kalah tie-break pertama berupa head to head karena ada 4 pecatur menempel di bawahnya dengan 6 poin. Empat pecatur tersebut disamping Yoseph Taher adalah IM Yeoh Li Tian 2528 MAS, IM Nguyen Van Huy 2452 VIE dan GM Ghaem Maghami 2539 Iran.
“Kendati peluang besar ada pada Novendra, namun persaingan untuk jadi juara masih ketat dan terbuka. Kualitas dan kematangan pecatur kita makin terasah. Aspek itulah yang nanti akan mengumandangkan Indonesia Raya di Malaysia ini,” pungkas Liem, yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB PERCASI.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.