Minggu, 24 September 23

Seni Mempermalukan Koruptor

Jakarta – Segala cara sepertinya sudah dilakukan, tidak hanya untuk mencegah dan memberantas korupsi, tetapi juga untuk mempermalukan si koruptor itu sendiri. Ironinya, setiap tersangka kasus korupsi yang keluar dari Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan rompi oranye, seolah tak punya malu. Sambil tersenyum dan melambaikan tangan kepada para awak media, lalu masuk ke mobil tahanan.

Begitulah ungkapan kegeraman Gerakan Antikorupsi (GAK) yang lantas menggandeng sejumlah kelompok seniman untuk mempermalukan koruptor melalui seni lukis. Ada Sanggar Lukis Gelanggang Remaja Jakarta Selatan (Garajas), Kelompok Dapur Sastra Cisauk, Kelompok Karikatur dan Kartunis, kelompok mural dan grafiti Indonesian Street Art Database (ISAD), dan kelompok fotografer dari Asosiasi Fotografer Indonesia (AFI).

Turut hadir, seniman mural asal Amerikat Sonic Bad. Mereka membuat kartun bersama di kain putih sepanjang 15 meter yang menyindir, mengkritik dan menghinakan koruptor.

“Melalui aksi ini kami melecehkan, bahkan menghina para koruptor di negeri ini,” kata Ketua Gerakan Antikorupsi (GAK) Ruddy Johanes, di sela-sela kegiatan pada Jumat (22/4) lalu.

Menurut Ruddy, aksi bertemakan “Adab Kotor Seekor Koruptor,” bertujuan untuk memvisualisasikan tentang kondisi korupsi di Indonesia. Aksi tersebut diharapkan mampu menggerakkan masyarakat agar turut berkontribusi dalam pemberantasan korupsi.

“GAK mendukung sepenuhnya upaya KPK dalam mengusut berbagai kasus korupsi. Kali ini kita memberikan kesempatan pada seniman untuk mengekspresikan dan bagaimana menyindir koruptor dengan karyanya,” kata Ruddy.

Salah satu seniman bernama panggung Non-O, menggambar seekor tikus mengenakan dasi dan berjas rapi. Si tikus tampak berlari membawa segepok uang. Di belakangnya ada rakyat miskin yang tengah menangis, seolah-olah telah didzolimi oleh si tikus.

Begitulah pesan yang tercipta dari para seniman. Perkawinan silang antara realitas yang tak diharapkan dengan sisi idealisme seniman yang murni, memuntahkan pesan satir yang menggugat realitas itu sendiri.

Bagi para seniman, aksi ini merupakan bagian dari upaya memberi dukungan moril bagi KPK. Pelaksana Harian Kepala Biro Humas Yuyuk Andriati Iskak mengapresiasi segala bentuk dukungan dari masyarakat.

“Aksi dukungan seperti ini, memberi energi tersendiri bagi KPK dalam menjalankan tugas pemberantasan korupsi. Kami mengapresiasi bahwa masyarakat dari kalangan seniman menunjukkan keberpihakan yang tulus bagi perjuangan KPK melawan korupsi,” katanya.

Selain aksi seni mural di sisi kanan gedung, juga terdapat mini konser yang menampilkan pembacaan puisi, aksi pantomin dan nyanyian tentang antikorupsi. Pesan mereka sama, dengan idealisme yang sama, yakni untuk memberantas koruptor di negeri ini dengan mempermalukan para koruptor. (KPK).

- Advertisement -
Berita Terbaru
Berita Terkait