Dairi – Kebijakan Bupati Kabupaten Dairi, Eddy Keleng Ate Berutu, dalam proses seleksi dan pengangkatan beberapa jajaran pimpinan pemerintahan daerahnya, memunculkan harapan besar bagi masyarakat setempat. Sebab, baru di masa kepemimpinannya saat ini proses seleksi jabatan itu dilakukan secara terbuka dan bisa disaksikan langsung oleh masyarakatnya.
Menurut Sekretaris Daerah (Sekda) Pemda Kabupaten Dairi, Leonardus Sihotang, kebijakan itu diambil agar pimpinan SKPD yang terpilih betul-betul memiliki kompetensi yang memadai untuk memimpin satuan kerjanya masing-masing.
“Kepada semua pejabat yang sudah diserahi beban tugas dan tanggjawab, maka sesuai arahan Bupati saya meminta bayarlah amanah dan kepercayaan yang diberikan pimpinan dengan kinerja. Bukan dengan hal lain,” katanya kepada indeksberita di Dairi, Sabtu (18/01/2020).
Meskipun berkembang kritik dan perbedaan pendapat di masyarakat setempat, proses seleksi untuk mengisi beberapa pos penting di Pemda Kabupaten Dairi terus dilakukan hingga saat ini.
Memang, banyak pendapat dan reaksi yang muncul atas rotasi jabatan yang dilakukan Pemda Kabupaten Dairi saat ini. Sebagian masyarakat menanggapi positif. Namun ada juga yang mengatakannya kurang tepat. Bahkan sempat muncul tudingan mengenai adanya “jual beli jabatan”.
Leonardus menilai kritikan dan pendapat itu secara positif. Menurutnya, dalam sebuah pemerintahan baru adalah hal yang lumrah apabila ada ketidakpuasan dari masyarakat. Apalagi pemerintahan ini belum satu tahun berjalan dan banyak hal yang harus dibenahi dan ditata ulang agar birokrasi pemerintahan dapat berjalan optimal.
“Bila ada yang kritik, itu sah saja. Hal itu merupakan hak konstitusional masyarakat. Bagi kami kritik itu menjadi aura positif yang harus kami terima sebagai masukan untuk menyemangati dan menaikkan performa kami dalam mengayomi masyarakat,” ujarnya.
Namun, Leornardus membantah adanya praktik jual-beli dalam proses seleksi jabatan di pemerintahannya. Mantan Kepala Dinas Pariwisata itu bahkan mengatakan tudingan tersebut keliru dan tidak berdasar.
“Tapi kalau ada yang bilang bahwa pelantikan tempo hari ada istilah jual beli jabatan, itu merupakan tudingan yang keliru dan tidak berdasar. Saya berani mengatakan dan memastikan bahwa jual beli jabatan itu tidak ada. Yang ada adalah uji kompetensi terhadap jabatan pimpinan tinggi dan penempatan beberapa pejabat pimpinan tinggi,” urainya.
Leonardus selanjutnya mengatakan, seleksi untuk pengisian beberapa jabatan pimpinan tinggi yang masih lowong akan dilakukan melalui seleksi terbuka dalam waktu segera. Sedangkan untuk pengisian jabatan administrator dan pengawas akan dilakukan melalui penilaian kinerja oleh Tim Penilai Kinerja dan dalam beberapa bulan ke depan.
Dalam proses itu, menurutnya, akan ada pemantauan dan evaluasi kinerja yang ketat, sehingga tidak tertutup kemungkinan pejabat-pejabat yang tidak mampu memenuhi target kinerja akan dievaluasi.
“Keinginan mewujudkan birokrasi yang handal dan melayani merupakan impian kita bersama, untuk itu kami mohon dukungan seluruh masyarakat Dairi. Mari bersama-sama kita kawal pemerintahan ini,” tambahnya.
Dikatakan Leonardus, sesuai Peraturan Daerah no 4 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Dairi No 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan Perangkat Daerah Kabupaten Dairi, upaya restrukturisasi organisasi dengan penyederhanaan struktur dan peningkatan fungsi organisasi bertujuan untuk memaksimalkan kinerja dan melakukan percepatan pembangunan bagi kepentingan masyarakat luas.
“Jadi mohon kepada masyarakat dukungannya sehingga pemerintahan Kabupaten Dairi yang dinahkodai oleh bapak Eddy Keleng Ate Berutu dan Jimmy AL Sihombing bisa berjalan lebih baik,” tutup sosok yang akrab disapa Bang Leo ini.
Dihubungi terpisah, Eben Ebron Gurning yang sekarang menempati posisi baru selaku Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan, mengatakan bahwa dirinya tak mengeluarkan uang sepeser pun untuk mendapat jabatannya saat ini.
“Tidak ada itu. Gak ada uang saya sepeser pun untuk menempati jabatan baru yang saya tempati. Justru jabatan baru ini saya maknai sebagai era baru di pemkab Dairi yang bersih, yang menuntut kinerja kami sebagai ASN harus semakin tinggi dan semakin dapat dirasakan oleh masyarakat Kabupaten Dairi,” katanya.
Hal senada dikatakan Robot Simanullang yang dilantik sebagai Camat Sidikalang. Robot, yang sebelumnya menjabat selaku Camat di Siempat Nempu mengatakan, tudingan yang beredar di masyarakat dan di media sosial tentang jual-beli jabatan adalah kebohongan publik yang harus di pertanggung jawabkan.
“Sudah cukuplah kita bahas isu murahan seperti itu. Satu rupiah pun saya tidak ada keluar uang untuk jabatan saya sekarang sebagai Camat Sidikalang. Lebih baik kita fokus bagaimana menata langkah dan strategi untuk melakukan percepatan pembangunan di Dairi, khususnya di Sidikalang sebagai tempat saya bekerja,” ujarnya.
Di tempat lain, Sahala Tua Manik yang sudah dilantik sebagai Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dairi, mengaku geram dan heran dengan isu soal jual beli jabatan itu. Menurutnya, isu itu dihembuskan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
“Apa maunya sih orang yang tega mengeluarkan isu tak bertanggung jawab itu. Untuk jabatan yang kami dapatkan memang harus kami bayar, tapi bayarnya lewat kinerja yang baik dan bertanggung jawab. Bukan dengan uang,” tegas Sahala.
“Konsekuensinya, apabila kami tidak bekerja dengan baik maka akan ada mekanisme evaluasi. Kita ini punya pemimpin baru, dan ini menjadi era baru pemerintahan yang baik yang harus kita jaga bersama. Jadi jangan asal omdo (omong doang-red),” pungkasnya.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.