BOGOR – Desakan pembubaran organisasi massa (ormas) SARA makin meluas. Setelah sebelumnya puluhan ormas mendeklarasikan diri menuntut pembubaran organisasi penista Pancasila dan lambang bendera Merah Putih bergambar pedang di Gedung Sate, Bandung. Kini, beberapa ormas di Bogor pun menyuarakan peryataan sikap serupa.
“Kami mendukung penuh Kapolda Jawa Barat Irjen Anton Charliyan memproses pengaduan Sukmawati Soekanoputri terkait ormas yang menistakan Pancasila. Kami, Baraya Kota Bogor menyatakan jangan ada ormas SARA di republik ini,” kata Koordinator Baraya Kota Bogor, Atty Somadikarya kepada indeksberita.com. Sabtu (21/1/2017).
Baraya yang sebelumnya ikut menghadiri deklarasi damai pembubaran ormas intoleran di Kota Bandung, Kamis (19/1/2017) lalu, melalui juru bicaranya menilai, hadirnya organ yang berseberangan dengan Pancasila selama ini sudah cukup membuat resah masyarakat.
“Selain itu, pemaksaan kehendak disertai pengerahan massa selama ini sudah menebar ketakutan publik. Kami percayakan pada aparat hukum mengambil tindakan. Sebab, bila dilakukan pembiaran berpotensi mengancam perpecahan dan mengusik persatuan bangsa. Tidak hanya itu, juga memungkinkan terjadinya konflik horizontal. Cukup! Jangan ada
lagi aksi premanisme dan kekerasan di negeri ini,” ujarnya.
Terpisah, perwakilan Pospera Kota Bogor, Dewi Sudjadi juga memberikan pernyataan senada. Didampingi Ketua Pospera Jawa Barat, Teddy Risandi, ia menegaskan, negara tidak boleh kalah dengan ormas, apalagi sudah memperlihatkan sikap penodaan Pancasila.
“Pernyataan pimpinan FPI, Rizieq yang melecehkan Pancasila sangat tidak terpuji. Dan, hal ini patut diproses hukum. Aparat hukum mewakili negara harus bisa memberikan aman kepada setiap warga negara dan memastikan simbol negara tidak dinodai,” tandasnya.
Desakan pembubaran FPI yang diduga telah bersikap intoleran juga disuarakan Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) Kabupaten Bogor.
“Negeri ini sejak sebelumnya sudah menjadi rumah bersama. Apa pun agamanya, Islam, Nasrani, Hindu. Budha, tidak pernah disoal. Republik ini sejak awal berdiri, Pancasila sudah menjadi alat pemersatu. Apa jadinya jika Pancasila dinistakan dan digantikan ideologi berbeda. Taruhannya jelas NKRI. Jadi, kami menolak keberadaan ormas SARA,” ucap
Ketua Repdem Kabupaten Bogor, Dody Achdi Suhada. (eko)