Rieke Minta BUMN Bantu Pendidikan Mahasiswa RI di Mesir

0
40
Duta Besar Indonesia di Mesir, Helmy Fauzi, dalam acara Indonesia-Egypt Business Meeting di Kairo, Selasa (11/12/2018)

Kairo: Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Rieke Diah Pitaloka, meminta sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyisihkan laba untuk membantu mahasiswa asal Indonesia yang kuliah di Mesir.

Seperti dikatahui, dalam dua hari pelaksanaan pameran dagang intra-Afrika (Intra-Africa Trade Fair/IATF) 2018 digelar di Kairo, Mesir, sejumlah perusahaan asal Indonesia meraih potensi transaksi dagang mencapai USD 102,02 juta atau sekitar Rp 1,48 triliun.

“Kontribusi dari BUMN ini akan sangat membantu kesejahteraan mahasiswa kita yang sedang studi di Mesir,” ujar Rieke Diah Pitaloka usai bertemu Duta Besar Indonesia untuk Mesir, Helmy Fauzi di KBRI Cairo, (12/12) malam.

Rieke mengaku sangat mengapresiasi kiprah BUMN yang ikut gencar melakukan penetrasi produk dan komoditas nusantara ke pasar Afrika. Menurutnya, langkah ini sudah sejalan dengan keinginan Presiden Joko Widodo agar industri Indonesia melihat Afrika sebagai pasar potensial.

“Afrika termasuk Mesir adalah pasar non tradisional yang belum digarap serius. Keikutsertaan dalam IATF ini merupakan kesempatan emas untuk memasarkan produk kita,” tambah anggota Komisi VI DPR yang membawahi urusan BUMN, itu.

Setidaknya tercatat 3 BUMN, 12 perusahaan swasta asal Indonesia, dan satu institusi keuangan, Indonesia Eximbank, meramaikan IATF 2018. Dalam eksibisi dagang terbesar Afrika, KBRI Cairo menyiapkan satu paviliun yang dinamankan ‘Paviliun Indonesia’. Pameran ini berlangsung pada 11-17 Desember 2018.

Para perusahaan ini merupakan penghasil ataupun eksportir sejumlah produk dan komoditas utama seperti kopi, kelapa sawit, rempah, pupuk, pelumas kendaraan hingga kapal karet berteknologi tinggi. Mereka antara lain PTPN III Holding (Persero), PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero), PT Pertamina Lubricants, PT AK Goldenesia, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, dan PT Dahlia Kusuma Utama.

Dalam pertemuan bisnis yang difasilitasi KBRI Cairo pada 11 Desember malam, sejumlah potensi transaksi berhasil diraih. PT Perkebunan Nusantara III Holding (Persero) meraih nilai potensi transaksi penjualan kelapa sawit mencapai USD 90 juta. Lalu, PT Pertamina Lubricants yang memasarkan pelumas kendaraan meraih potensi transaksi USD 6 juta.

Selanjutnya, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia membukukan potensi penjualan kopi dan kelapa sawit senilai USD 5,4 juta. Eksportir kelapa sawit dan turunannya, PT AK Goldenesia juga ikut meraih potensi transaksi USD 370 ribu. Dan tidak ketinggalan, PT Dahlia Kusuma Utama, produsen pupuk organik mencatatkan potensi transaksi senilai USD 250 ribu. Dengan demikian, total potensi transaksi yang berhasil dibukukan pada hari kedua pelaksanaan IATF 2018 sudah mencapai USD 102,02 juta (sekitar Rp 1,48 triliun, kurs USD 1 = Rp 14.580)

Rieke menyatakan optimistis nilai potensi kontrak dagang yang diraih perusahaan Indonesia akan terus melonjak. Karena itu, dirinya mengingatkan agar para BUMN kelak dapat menyisihkan laba bagi pendidikan mahasiswa Indonesia di Mesir. Dana tersebut, lanjut dia, dapat disalurkan melalui KBRI Cairo yang memiliki program infaq dan shadaqah pendidikan di Mesir.

“Sumbangan 2,5 persen dari laba kontrak dagang yang diraih BUMN dalam IATF sudah sangat membantu kehidupan mahasiswa kita. Dan saya yakin Presiden Jokowi juga akan mendukung program peningkatan kesejahteraan mahasiswa Indonesia di Mesir,” tandas Rieke.

Menanggapi usul Rieke, Dubes Helmy mengatakan pihaknya siap memfasilitasi BUMN maupun perusahaan Indonesia yang berkeinginan membantu mahasiswa Indonesia di Mesir. Sebab, lanjut dia, mayoritas mahasiswa yang studi di Negeri 1000 Menara ini datang dengan biaya sendiri.

Dalam catatan KBRI Cairo, data per September 2018, terdapat 5.086 pelajar dan mahasiswa Indonesia yang belajar ke Mesir, dan sekitar 57,4% (2.921 orang) tercatat sebagai mahasiswa S-1. Mayoritas dari pelajar dan mahasiswa Indonesia ini studi dengan biaya sendiri/non beasiswa (82,7% atau sekitar 4.207 orang). Untuk tahun 2018 ini, jumlah mahasiswa Indonesia yang lolos seleksi dan akan memulai studi di Universitas Al-Azhar sebanyak 2.010 orang. Dan hanya sebagian kecil dari mereka berstatus sebagai penerima beasiswa.

“Bantuan dana pendidikan yang diberikan perusahaan ataupun BUMN ini akan sangat membantu mahasiswa kita di sini untuk dapat lebih berprestasi. Dan jika dipercaya, kami sangat siap untuk membantu pengelolaan bantuan pendidikan itu,” kata Dubes Helmy.