Terkait aksi unjuk rasa Front Pembela Islam (FPI) dan berbagai elemen masyarakat lain yang akan terkonsentradi di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (14/10), Polda Metro Jaya mengerahkan 28 Satuan Setingkat Kompi (SSK) atau sekitar 2.800 personel untuk melakukan pengamanan ibu kota.
“Kami menyiapkan 28 SSK. Bisa ditambah sesuai kekuatan massa. Jadi apabila (massa) di luar dugaan, bisa berubah. Personel sudah disiapkan, ada BKO Mabes Polri,” ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Awi Setiyono, Jumat (14/10).
Dikatakan Awi, massa akan menggelar aksi unjuk rasa terkait penolakan petahana Basuki Tjahja Purnama (Ahok) untuk menjadi gubernur kembali, termasuk memprotes adanya dugaan penistaan agama usai Salat Jumat, siang nanti. Rencananya, massa akan melakukan long march dari Masjid Istiqlal menuju Balai Kota DKI Jakarta hingga Patung Kuda.
Awi menambahkan, selain melakukan pengamanan di Balai Kota DKI Jakarta, sejumlah anggota polisi juga ditempatkan di beberapa lokasi dan objek vital. Misalnya, Gereja Katedral, GPIB Immanuel Gambir, Kantor Kedutaan Amerika Serikat, Kantor Wakil Presiden, dan lainnya.
“Massa akan melakukan long march dan orasi. Perkiraan ada 5.000 orang. Namun, sudah bisa kita tangani dengan serius dan kita reduksi. Jangan banyak-banyak takutnya ada pihak ketiga yang menunggangi,” ungkapnya.
Ia menegaskan, massa diharapkan menaati aturan dan koridor yang berlaku. Kemudian, dilarang melakukan tindakan anarkistis dan membawa senjata tajam (sajam) atau senjata api (senpi). Polisi bakal bertindak tegas sesuai peraturan yang berlaku.
“Bapak Kapolda sudah mengeluarkan maklumat terkait larangan membawa senpi, sajam, dan membawa benda-benda berbahaya. Kalau sampai tidak ditaati, kita akan tindak sesuai aturan yang berlaku,” katanya.