Jumat, 24 Maret 23

Reshuffle Kabinet, SEKNAS Jokowi: Ini Karena Kejar Tayang Program Nawacita

Reshuffle atau perombakan Kabinet Kerja oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai Sekretaris Jenderal Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi, Osmar Tanjung, sebagai langkah politik yang niscaya dilakukan Jokowi karena melambatnya pertumbuhan ekonomi dan gerak pembangunan. Menurut Osmar, kali ini Jokowi tak mau ambil risiko dalam upayanya mengejar pertumbuhan dan ketertinggalan.

Terlebih, saat ini pemerintah juga sedang mulai melaksanakan program pengampunan pajak (Tax Amnesty). Program tersebut menjadi tumpuan pemeritah untuk menutupi defisit anggaran saat ini.

“Penempatan menteri baru dalam reshuffle jilid dua dianggap sebuah keniscayaan dalam mengejar pertumbuhan. Lihat saja kocok ulang Kemendag yang dalam tempo dua tahun sudah tiga menteri duduk disitu.,” kata Osmar dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (27/7/2016).

“Itu sebabnya (di Kemdag) dimasukkan Enggartiarso Lukita yang dianggap berpengalaman,” tambahnya.

Pergantian di Kemendag, kata Osmar serupa dengan yang terjadi pada pos Kementerian Koordinator Kemaritiman.

Seperti diketahui, di kementerian itu sudah terjadi tiga kali pergantian menteri, mulai dari Indroyono Soesilo, Rizal Ramli, dan sekarang Luhut  Binsar Pangaribuan.

Osmar lebih lanjut mengatakan, bahwa sebagian menteri yang dicopot adalah mereka yang dianggap Jokowi tidak bisa kerja cepat dan takut mengambil keputusan.

Selain itu, juga ada alasan untuk menjaga stabilitas karena adanya kebutuhan investasi. Meski untuk kepentingan tersebut Jokowi telah mengorbankan menteri yang, menurut Osmar, cakap dan gerak cepat.

“Sesungguhnya ada menteri yang cakap dan gerak cepat, tapi akhirnya dikorbankan karena dikhawatirkan membuat pemilik modal lari dari Indonesia,” kata Osmar.

“Menteri dimaksud sesungguhnya pilihan presiden Jokowi pada reshuffle pertama. Namun, karena kemampuannya membongkar mafia macam-macam membuat pemerintahan bisa tidak stabil, sehingga harus dikorbankan .Tugasnya dianggap selesai sampai 27 Juli 2016,” tambahnya.

Pada akhirnya, menurut Osmar, langkah politik Jokowi itu juga terkait dengan Nawa Cita yang merupakan program prioritas pemerintahan Jokowi-JK.

“Ini semua karena kejar tayang program Nawa Cita terkait poros maritim dan kedaulatan pangan,” pungkasnya.

- Advertisement -
Berita Terbaru
Berita Terkait