
Minggu ini, banyak orang berharap-harap cemas menunggu rencana reshuffle Kabinet Kerja jilid dua diumumkan Presiden Jokowi. Meskipun memilih dan mengganti menteri adalah hak prerogatif presiden, namun berbagai kalangan, baik partai politik, tokoh nasional, pengamat politik berpendapat mengenai siapa menteri yang pantas diganti dan siapa pula penggantinya.
Ada dua PAN yang membuat isu reshuffle makin panas. PAN pertama ya Partai Amanat Nasional. Partai matahari biru ini resmi mendukung pemerintah dan berharap dapat kursi kabinet. PAN kedua adalah Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Ya, Menteri PAN RB, Yuddy Chrisnandy, yang membuat penilaian terhadap sejumlah kementerian dan mengumumkan ke publik. Orang Betawi bilang, “Pan semua tahu, reshuffle hak prerogatif presiden, jadi hanya Jokowi dan Tuhan yang tahu….”. Dalam soal perombakan kabinet, Jokowi itu seperti sopir bajaj di Jakarta. Kapan mau belok ke kanan atau ke kiri, atau bahkan berhenti di tikungan, tak ada yang tahu. Hanya sopir bajaj sendiri dan Tuhan yang tahu.
Tampaknya mereka yang seakan menekan atau menggiring agar seorang menteri diganti atau mengelus-elus jagonya, kurang mengerti watak Presiden Jokowi. Pada beberapa kesempatan Jokowi mengatakan dirinya tak bisa ditekan soal perombakan kabinet. Pramono Anung juga pernah menyampaikan kepada wartawan bahwa orang yang melempar rumor (reshuffle) adalah yang bernafsu dan biasanya mereka akan gagal. Perombakan kabinet tentu tak dilakukan berdasarkan rumor, lanjut Menseskab itu. Publik semestinya makin mengenal watak Jokowi yang menurut Setya Novanto koppig alias keras kepala. Orang koppig semakin didesak atau ditekan malah semakin menolak.
Memang bagi sebagian menteri, isu reshuffle ini kadang membuat pegel. Orang yang maunya kerja dan kerja, menjadi kian tak tenang. Apalagi bagi kementerian yang oleh Presiden Jokowi ditarget harus berhasil mencapai tahap tertentu. Misalnya Kementerian Pertanian ditarget swasembada pangan tahun 2017 atau Kementerian Pariwisata ditarget mampu menggaet wisatawan asing 10 juta pada 2015.
Sebagai contoh misalnya Menteri Pertanian fokus meningkatkan pertanian khususnya Pajale (padi, jagung dan kedele). Saking fokusnya terhadap komoditas padi kemudian membuat pak menteri kurang memperhatikan produk pertanian lainnya. Seorang wartawan perhah bercerita ada seorang pengusaha nasional pengalengan nanas yang usahanya merupakan salah satu terbesar di dunia. Sialnya saat bertemu mentan ia hanya diterima selama sepuluh menit. Sang wartawan sempat mengatakan, “ Ini menteri pertanian apa menteri perberasan….”
Akhirnya kalau toh akan ada perombakan kabinet tentu alasannya demi memperkuat pemerintah. Jokowi berbicara dengan Jusuf Kalla dan ketua-ketua partai pengusung adalah hal wajar. Yang perlu disadari oleh kita semua adalah jangan meragukan kapasitas Jokowi dalam menyusun dan merombak kabinet. Kita semua harus tahu profesi lama Presiden Jokowi adalah pengusaha mebel yang terbiasa bongkar pasang kursi dan kabinet. Jadi percayalah….