Massa PDI Perjuangan Kota Bogor menggeruduk kantor media cetak di Jalan Abdullah Bin Nuh, Kota Bogor, Rabu (30/5/2018) sore. Sekitar 150 massa banteng tersebut marah karena dipicu pemberitaan yang dinilai menghakimi ketua umumnya, Megawati Soekarnoputri, pada edisi cetak hari ini. Menggunakan motor, dan berseragam partai, massa PDI Perjuangan yang kesal dengan pemberitaan yang dinilai bernuansa melakukan pembunuhan karakter terhadap partainya itu menyampaikan protes kepada jajaran redaksi media cetak tersebut.
“Kami datang kesini spontanitas, tanpa ada instruksi partai. Kami marah, kami protes dengan pemberitaan Radar Bogor dengan judul headline “Ongkang-ongkang Kaki Dapat Rp112 Juta”. Menurut kami, judul tersebut cenderung beropini negatif,” kata Ketua PAC Bogor Utara,m PDI Perjuangan Kota Bogor, Ariyanto di Radar Bogor.
Massa juga menyoal sebutan ongkang-ongkang yang dinilai tidak pantas dan tidak informatif dalam melakukan pemberitaan.
“Kami menghormati kebebasan media menulis. Tapi, jangan hakimi kami PDI Perjuangan, jangan pula seolah menjadi “tuhan kecil” yang ingin membunuh dan menjelekan ketua umum kami dengan menyebut ongkang-ongkang kaki, seolah hanya menerima jatah dari negara. Kalau pemberitaan informatif, kami terima. Tapi, kalau sudah menghakimi atau membunuh nama baik partai kami, kami tidak terima. Kami juga curiga, media ini sedang berpolitik, membawa suara pesanan mesin politik lain,” tudingnya.
Kedatangan massa PDI Perjuangan tersebut sempat ricuh karena dihalang-halangi satpam dan sempat terjadi adu mulut dengan awak media cetak, Pimpinan Redaksi Tegar dan Pimpinan Umum Aswandi. Namun, suasana akhirnya cair saat massa PDI Perjuangan diterima dialog.

Selang tidak beberapa lama, Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Bogor, Atty Somadikarya turut datang ke Radar Bogor. Dia mengaku baru tahu, massa PDI Perjuangan marah soal pemberitaan media cetak tersebut.
“Adalah hal yang wajar pada kader PDI Perjuangan Kota Bogor marah, karena partai kami merasa dihakimi, dan ketua umum kami distigmakan buruk melalui pemberaitaan dengan adanya judul “ongkang-ongkang kaki” yang kami nilai terlalu membangun opini negatif. Sebab, kami tak mengakui dan tak merasa ketua umum berongkang-ongkang kaki seperti yang dituduhkan pihak media cetak tersebut,” tuturnya.
Atty juga menambahkan, kehadiran massa PDI Perjuangan Kota Bogor tersebut dipastikannya tidak melakukan aksi anarkhis.
“Soal protes dengan berteriak adalah wajar dalam negeri demokrasi. Yang pasti, protes massa PDI Perjuangan masih dalam koridor normatif, tidak melakukan pengrusakan. Kami juga sesalkan pihak redaksi media cetak yang membuat judul membangun opini yang terkesan memjokan dan membuat kader PDI Perjuangan bereaksi,” ucap Atty yang saat itu ikut meredakan amarah massa.
Sementara, Ketua PAC Bogor Tengah PDI Perjuangan Kota Bogor, Irvan Noor yang saat itu hadir mendesak agar pihak redaksi menyampaikan klarifikasi dan membuat permohonan maaf.
“Sebab, jika hal itu tidak dilakukan, sama artinya sudah memancing kemarahan kader PDI Perjuangan se Indonesia, bukan saja di Kota maupun di Kabupaten Bogor. Sebab, tuduhan ongkang-ongkang kaki itu sangat tendesius dan merupakan penghinaan bagi kami,” tandasnya.
Usai berdialog dengan pihak media cetak tersebut, didepan ratusan massa banteng, Pimpinan Umum Aswan menjanjikan akan melakukan permohonaan maaf dan perbaikan pemberitaan untuk edisi esok harinya.
“Kami, atasnama Radar Bogor menyampaikan perminataan maaf dan akan melakukan pelurusan berita di tayangan esok harinya,” pungkasnya.