Kamis, 21 September 23

Rano Karno Tegaskan Komitmen Anti Korupsi dan Anti Politik Dinasti

Dalam pertemuan dengan aktivis dan relawan anti-politik dinasti di Ciputat, Tangerang Selatan, Sabtu (1/10), Gubernur Banten Rano Karno menegaskan komitmennya untuk melawan segala bentuk tindak pidana korupsi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik di wilayahnya.

Karena itu, Rano mendukung langkah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk membuka perwakilan di Banten agar dapat mengawasi proses pengambilan kebijakan dan pelaksanaannya.

Baru setahun terakhir ini kekuasaan puncak di Banten dipegang oleh non-dinasti ketika Rano Karno dilantik menjadi Gubernur Banten pada Oktober 2015, menggantikan posisi Ratu Atut Chosiyah yang masuk penjara karena kasus korupsi.

Selain itu, Rano lebih lanjut mengatakan, komitmen dirinya yang anti korupsi Ia buktikan dengan menolak praktik politik dinasti dalam proses pencarian calon wakil gubernur (cawagub) yang akan mendampinginya pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Banten 2017 mendatang.

Rano mengaku menyingkirkan dan menolak semua bakal calon potensial yang berasal dari kerabat dinasti atau para pihak yang memiliki kedekatan dengannya.

Rano akhirnya mengajukan Embay Mulya Syarif sebagai calon pendampingnya. Embay adalah salah satu tokoh penting pendiri Provinsi Banten.

Menurut Rano, sikap penolakan bakal calon dari kerabat dinasti bukan perkara mudah. Dia mengungkapkan, saat pengumuman Haji Embay sebagai bakal cawagub, masih ada kelompok yang ingin mengajukan nama tertentu.

Namun, Rano bergeming menolak nama itu dan tetap pada keputusannya maju bersama Embay.

“Kalau harus bergabung dengan mereka, lebih baik saya mundur. Lebih baik saya tidak menjadi gubernur. Lebih baik kembali menjadi supir oplet,” kata Rano menyebut perannya sebagai aktor dalam sinetron “Si Doel Anak Sekolahan”.

Dia menyadari risiko atas keputusannya melawan korupsi dan politik dinasti. Meski begitu, dia mengaku tak gentar. “Saya mewakafkan nyawa saya untuk Banten,” tegasnya.

Rano juga menuturkan, dirinya dan Haji Embay tidak memiliki dana besar untuk mengikuti pilkada. “Saya tidak mempunyai uang. Wakil saya tidak mempunyai uang. Tetapi, kita semua punya keinginan. Keinginan untuk mengubah Banten,” ucapnya.

- Advertisement -
Berita Terbaru
Berita Terkait