Sleman – Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) adalah garda depan Dinas Pertanian Bidang Perternakan DIY dalam melakukan pengawasan hewan kurban sebelum diperjual-belikan. Dalam pengecekan kesehatan, Puskeswan Kecamatan Pakem salah satunya, telah merampungkan perannya minimal dua bulan sebelum hari raya Idhul Adha, Senin (12/9) lusa.
Felicitas Kristianti sebagai dokter hewan yang bertugas di Puskeswan Pakem mengatakan, bahwa tupoksi kesehatan Puskeswan-nya seminimal mungkin adalah pengecekan fisik hewan korban dan pemberian obat cacing hati (faskiola). Peran tersebut telah diterapkan kepada setiap kelompok ternak di Pakem, sehingga dapat dipastikan bahwa sebagian besar hewan korban dari Pakem sudah bebas dari penyakit, terutama faskiola.
“Jadi harapan kami, saat nanti hewan korban itu disembelih atau keluar dari Pakem, sudah bebas dari penyakit terlebih faskiola. Dan kami sudah sosialisasi jauh hari kepada kelompok ternak agar hewan yang diproyeksi untuk korban di cek terlebih dahulu disini”, jelas Kristianti saat ditemui di kantornya, Puskeswan Pakem, Pakem Gede, Jumat (9/9).
Kristianti menambahkan, sejak tahun 2011, hewan ternak di Pakem sudah bebas dari indikasi penyakit menular berbahaya seperti Antraks maupun rabies. Adapun penyakit yang sering ditemui Puskeswan menjelang Idhul Adha yaitu penyakit gangguan saluran pencernaan awal (indigesti). Adalah penyakit yang disebabkan oleh peternak yang terlalu banyak memberi pakan dedeg dibandingkan tumbuhan. Hal tersebut dilakukan dengan motif agar hewan ternak menjadi lebih gemukan.
“Biasane pedagang itu ngawur, biar cepet gendut, ternak dibanyakin dedeg. Biasanya sih juga ada penyakit Orf dan Belekan yang disebabkan oleh kuman yang mudah masuk dari penurunan stamina karena perjalanan yang ditempuh ternak jauh. Kalo sekarang ya untungnya tidak ada”, ujar Kristianti.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.