
Sedikitnya 48 ribu Santri dibawah pembinaan Asosiasi Pesantren Nadlatul Ulama, Rabitah Ma’ahid Islamiyah NU RMI NU dari berbagai Pondok Pesantren diwilayah Jawa Tengah maupun perwakilan santri dari daerah lainnya di Indonesia memadati kawasan cagar budaya Benteng Vasterburg Solo, Sabtu (20/10/2018) malam.
Kehadiran puluhan ribu Santri tersebut untuk mengikuti “Apel Akbar Santri Nusantara” sebagai rangkaian dari peringatan Hari Santri Nasional yang jatuh pada tanggal 22 Oktober. Dalam perhelatan yang dihadiri Presiden Joko Widodo tersebut, para Santri meneguhkan kembali komitmennya untuk menjaga konsensus nasional.
Hal itu tertera dalam enam butir ikrar yang diucapkan puluhan ribu Santri dalam kesempatan tersebut. Diantaranya mereka berikrar akan tetap menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI, Pancasila,UUD 1945 dan semangat Bhinneka Tunggal Ika.
“Kami santri Indonesia berikrar menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI, Pancasila,UUD 1945 dan semangat Bhinneka Tunggal Ika. Kami siap menyerahkan jiwa raga membela tanah air dan bangsa Indonesia.Pantang menyerah, pantang putus asa serta siap berdiri di depan melawan berbagai pihak yang merongrong NKRI, Pancasila, UUD 1945 dan semangat Bhinneka Tunggal Ika.” ujar mereka serempak.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menyinggung peran Santri dalam mencintai agama dan bangsanya pada saat bersamaan. Menurutnya, tradisi kesantrian yang kuat, akan senantiasa memegang teguh keimanan ‘hablum minallah’ dan mengasihi serta menghormati sesama ‘hablum minnanas’.
“(Bagi para Santri) Saya tahu tidak sulit untuk mencintai agamanya, dan sekaligus negaranya, bangsanya. Mencintai agama dan bangsa itu, dilakukan secara bersama,” ujar Jokowi
Jokowi juga mengungkapkan bahwa Pesantren adalah salah satu basis perjuangan dalam merintis dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kala itu, ungkap Jokowi, para Kiai dan Ulama membuka basis-basis perjuangan untuk menanamkan semangat bela agama dan cinta tanah air melalui Pesantren.

“Salah satu alasan Pemerintah mengeluarkan Keputusan Presiden dengan menetapkan tiap tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional adalah penghormatan kita kepada para kiai,ulama dan para santri atas jasa-jasanya kepada bangsa dan negara,” tandas Jokowi.
Selain itu, Presiden Jokowi menggarisbawahi kembali upaya pemerintah menggandeng pondok pesantren untuk terus mengisi pembangunan bangsa. Karena menurut Jokowi, saat ini ada sedikitnya 28 ribu Pesantren diseluruh Indonesia, namun baru sedikit dari jumalh tersebut yang sudah tersentuh program pemberdayaan pesantren, seperti Bank Wakaf Mikro, Balai Latihan Kerja Pesantren dan program lainya.
“Saat ini baru ada sekitar 33 pondok pesantren yang mencoba menjalankan Bank Wakaf Mikro dan 50 Balai Latihan Kerja BLK Pesantren. Tahun depan, Pemerintah mentargetkan 1.000 BLK di berbagai pondok pesantren,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, Ketua RMI NU, Abdul Ghorfar Rozin, mengatakan ulama dan santri sejak masa meraih kemerdekaan hingga masa pembangunan ini menjadi motor penggerak persatuan, menjaga Pancasila dan merawat kebhinekaan bangsa Indonesia.
“Pesantren memiliki sejarah erat dengan bangsa Indonesia melalui Resolusi Jihad NU dan menjadi garda depan menjaga NKRI,” ujar Pria yang akrab dipanggil Gus Rozin tersebut.
Gus Rozin juga menyerukan agar para Santri merawat semangat resolusi jihad dengan melawan radikalisme, ujaran kebencian, hoaks, dan hal lain yang berpotensi memecah belah bangsa dan mengganggu kedaulatan NKRI.
“Indonesia adalah rumah yang harus kita jaga bersama, para santri harus bisa menjadi atap yang meneduhkan dan meneguhkan kondisi bangsa,” pesannya.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.