Rabu, 22 Maret 23

Presiden Membuka Munas KAHMI, Dorong Masyarakat untuk Buat Terobosan

Presiden Jokowi mengajak KAHMI untuk membuat terobosan danĀ  tidak terjebak dalam rutinitas, dan meninggalkan pola-pola lama dalam bekerja maupun kehidupan sehari-hari. Pesan tersebut disampaikan saat Presiden Membuka Munas KAHMI (Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam) pada hari Jumat (17/11/201), yang merupakan Munas ke 10 yang diadakan di Hotel Santika Medan.

“Kita jangan juga terjebak pada rutinitas, sikap-sikap yang monoton setiap hari kita lakukan dalam keseharian. Karena perubahan itu memang ada di depan mata kita,” ujar Presiden.

Presiden juga menceritakan tentang latar belakang dan terobosan yang dilakukannya dalam menjalin hubungan kerja sama yang lebih erat dengan negara-negara Timur Tengah. Presiden menjelaskan, selama ini Indonesia dalam membangun kerjasama ekonomi, hanya fokus pada sejumlah negara barat. Menurut Presiden, menjalin hubungan lebih erat dengan Negara Timur Tengah merupakan terobosan baru yang dilakukannya, untuk membangun keseimbangan hubungan kerjasama internasional.

“Oleh sebab itu, setelah pelantikan di akhir 2014 yang lalu saya pergi ke negara-negara Timur Tengah, yaitu Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Iran, Qatar. Untuk apa? Keseimbangan dalam posisi ketidakpastian seperti ini sangat diperlukan sekali,” ungkapnya.

Hasilnya hubungan Indonesia dengan negara-negara Timur Tengah pun berjalan dengan baik, bukan hanya hubungan secara kenegaraan namun juga hubungan secara pribadi. Presiden kemudian mencontohkan bagaimana hubungan pribadi terbangun, saat ia berkunjung ke beberapa negara Timur Tengah, salah satunya saat kunjungan ke Arab Saudi, bagaimana saat itu Raja Salman menjemputnya di depan pintu pesawat.

IMG-20171117-WA0313

“Hal yang tidak lazim sebetulnya tapi juga resiprokal. Begitu beliau saya undang, datang ke Jakarta sama saya jemput beliau di depan pesawat juga,” kata Presiden.

Hal serupa terjadi saat Presiden berkunjung ke Uni Emirat Arab untuk menjalin kerja sama di bidang ekonomi dan investasi. “Saya juga kaget dijemput di depan pintu pesawat oleh Syeikh Muhammad langsung. Disetiri sendiri, saya digeret masuk ke mobil. Langsung dibawa pergi begitu saja. Paspampres di belakang pontang panting mengikuti kita, karena itu di luar skenario yang tidak biasa dikerjakan oleh kepala pemerintahan negara lain,” urainya.

Melihat hal tersebut, Presiden pun yakin pendekatan seperti itu penting untuk dilakukan dengan negara lain sehingga mendatangkan investasi yang cukup besar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Tanah Air.

“Saya tanya kepada beliau, kenapa tidak investasi di Indonesia? Kenapa selalu investasi di barat atau di Amerika? Beliau menyampaikan, bagaimana saya bisa investasi di Indonesia kalau saya tidak tahu mengenai investasi apa yang menguntungkan di Indonesia karena saya tidak pernah bertemu menteri ataupun pemerintah Indonesia,” ujar Presiden.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga menyampaikan masalah lain yang dihadapi Indonesia yakni kesalahan distribusi aset yang tidak sampai ke tangan rakyat dan hanya dinikmati pihak tertentu.

“Oleh sebab itu, pada awal tahun ini kita telah mulai membagikan konsesi-konsesi selama 35 tahun kepada rakyat baik untuk pribadi, koperasi, pondok pesantren yang kita harapkan ini nantinya akan menumbuhkan ekonomi dalam skala besar tetapi di pihak rakyat,” kata Presiden.

Dalam acara tersebut tampak Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua DPD Oesman Sapta Odang, Wakil Ketua KPK Laode M. Syarif, serta Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi.

- Advertisement -
Berita Terbaru
Berita Terkait