Kedekatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memunculkan spekulasi bahwa Jokowi melindungi Ahok dengan berbagai cara, khususnya dalam kasus dugaan penistaan agama.
Usai pertemuan dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada hari ini (Selasa, 8/11), Jokowi membantah spekulasi tersebut.
Sebagai perwujudan komitmen terhadap upaya penegakan hukum yang tidak tebang pilih dan tegas, Jokowi menegaskan bahwa dirinya tidak akan melindungi petahana Gubernur DKI Jakarta tersebut yang saat ini telah memasuki proses hukum.
“Saya tekankan, saya tidak akan melindungi Saudara Basuki Tjahaja Purnama karena sudah masuk pada proses hukum,” tegas Presiden.
Presiden juga menekankan bahwa proses hukum terhadap Ahok akan dilakukan dengan tegas dan transparan.
Sebelumnya, dalam pertemuan dengan para ulama yang diwakili MUI, Muhammadiyah dan NU, Jokowi juga mengatakan hal yang sama. Bahkan Jokowi siap turun jika kasus itu tak tuntas.
“Sebagai Presiden saya tidak akan melakukan intervensi apapun terhadap proses hukum, kalau tidak berjalan dengan baik baru saya turun tangan. Saya tidak melindungi Ahok, saya bertemu dengan Ahok dalam kaitan Sebagai Presiden dan gubernur saja,” ucap Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar mengutip ucapan Presiden usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (1/11/2016).
Seperti diketahui, proses hukum kasus dugaan penistaan agama oleh Ahok terus dilakukan oleh Polri. Kemarin, Senin (7/11), Ahok telah diperiksa selama 9 jam oleh penyidik Bareskrim Mabes Polri dan dicecar dengan 22 pertanyaan terkait kasus tersebut.