Presiden di Gorontalo Minta Petani Jagung Untuk Menjaga Suplai dan Kualitas Produk

0
31
Presiden di Gorontalo didampingi Mentan dan Gubernur Gorontalo berdialog dengan petani jagung (Istimewa)

Presiden Joko Widodo saat kunjungan kerjanya di Gorontalo, menyempatkan diri berdialog dengan para petani jagung, mengingat Gorontalo merupakan salah satu sentra produksi jagung nasional. Presiden di Gorontalo mendorong, terkait dangan meningkatnya produksi jagung nasional, agar produksi itu tidak hanya untuk pasar dalam negeri, tapi juga diekspor.

Untuk diketahui, dalam beberapa tahun terakhir, beberapa sentra produksi jagung nasional mampu meningkatkan produksinya sehingga bisa menekan impor jagung. Menurut Presiden kita patut bersyukur, karena dibandingkan empat tahun yang lalu, kita mengalami penurunan impor yang tajam.

“Sebelumnya kita impor jagung 3,5 juta ton. 2018 kemarin 180 ribu ton karena sudah bisa disuplai dari produksi para petani jagung,” ujar Presiden Joko Widodo saat berdialog dengan para petani jagung di Desa Motilango, Kabupaten Gorontalo, pada Jumat, 1 Maret 2019.

Produksi jagung di provinsi Gorontalo meningkat tajam dari tahun ke tahun. Tahun 2016 lalu, Gorontalo hanya mampu memproduksi sebanyak 692 ribu ton. Jumlah tersebut meningkat jauh di tahun 2018 menjadi 1,5 juta ton.

Meski mensyukuri peningkatan produksi salah satu komoditas tani tersebut, Kepala Negara menekankan bahwa pihaknya tetap harus berhati-hati menjaga keseimbangan antara suplai dan permintaan. Menurutnya, Indonesia memang perlu membuka pasar ekspor untuk komoditas jagung guna menjaga keseimbangan suplai dan harga jagung.

Seperti tahun lalu presiden menjelaskan, Indonesia telah membukukan ekspor jagung sebesar 380 ribu ton. Untuk itu ia setuju dengan Gubernur Gorontalo, agar kelebihan produksi jangan hanya masuk pasar domestik.

“Saya setuju tadi Pak Gubernur menyampaikan bahwa kalau ada kelebihan produksi itu jangan semuanya masuk ke pasar di dalam negeri, tetapi juga ada sebagian yang harus kita ekspor,” ujar Presiden.

Apabila suplai jagung melimpah sementara permintaan terhadapnya mengalami penurunan, bukan tidak mungkin harga jagung juga akan mengalami penurunan. Akibatnya, para petani yang akan merasakan kerugian.

“Karena yang berproduksi itu tidak hanya di Gorontalo. Ada di Gorontalo, NTB, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera. Semua menanam jagung. Pemerintah ini mengendalikannya juga tidak mudah,” ucap Presiden.

Untuk dapat meningkatkan ekspor guna menjaga keseimbangan harga, Presiden menekankan bahwa jagung ekspor Indonesia harus berada dalam kualitas terbaik. Selain itu, harga komoditas jagung ekspor disebutnya juga harus kompetitif.

“Permintaan jagung masih banyak. Hanya yang paling penting harga kita kompetitif. Harga ekspor mesti kompetitif. Kualitas juga harus baik,” ucap Presiden.

Turut hadir mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, dan Gubernur Gorontalo Rusli Habibie.