Yayasan Plan Internasional Indonesia (Plan Indonesia) melakukan sosialisasi pencegahan COVID-19 bagi penyandang disabilitas minggu ini di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. Sosialisasi yang didukung oleh Yayasan Pijar Timur Indonesia dan Pemerintah Kabupaten Belu ini, dilakukan di Kota Atambua.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Serafina, selaku ketua PERSANI (Perkumpulan Tuna Daksa Kristiani) Nusa Tenggara Timur – organisasi penyandang disabilitas yang menjadi mitra Plan Indonesia dalam pelaksanaan Proyek WINNER (Women and Disability Inclusive and Nutrition Sensitive) di NTT. Serafina mengatakan dampak pandemik COVID-19 sangat terasa bagi kelompok penyandang disabilitas.
Serafina mengungkapkan, banyak di antara kelompok penyandang disabilitas tinggal di desa terpencil tidak memiliki pengetahuan tentang COVID-19 sehingga mereka tidak memahami cara pencegahannya. Untuk itu ia mengapresiasi Plan Indonesia dan Pijar Timur dalam menjangkau kelompok marjinal pada kegiatan sosialisasi pencegahan COVID-19 ini
“Saya mengapresiasi Plan Indonesia dan Pijar Timur dalam menjangkau kelompok marjinal pada kegiatan sosialisasi pencegahan COVID-19 ini sehingga mereka teredukasi dan turut mencegah penyebaran pandemik COVID-19,” ujar Serafina.
Saat ini terdapat 16 ODP, PDP tidak ada, orang selesai pemantauan berjumlah 50 orang dan pelaku perjalanan beresiko sebanyak 455 orang, kata Jemy Boy Kotta, Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Kab. Belu. Salah satu cara pencegahan itu bisa kita terapkan lima pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat atau STBM yang sudah ada sebelum pandemik.
“Teman-teman penyandang disabilitas silahkan menyampaikan kabar ini kepada teman-teman di luar sana terkait pencegahan COVID-19 melalui penerapan lima pilar STBM,” kata Jemy.
“Masyarakat sebisa mungkin harus tinggal di rumah kecuali ada kegiatan mendesak yang harus dilakukan di luar rumah seperti membeli makanan dan obat-obatan. Jika terpaksa harus keluar rumah, harus mau menjaga jarak pada saat bertemu muka dengan orang lain untuk menghindari penularan COVID-19,” kata Jemy.
Pemkab Belu juga merespon baik kegiatan bagi penyandang Cacat yang dilakukan oleh Plan Indonesia bersama mitra kerja Pijar Timur. Kegiatan Sosialisasi ini adalah agar penyandang disabilitas mengetahui tentang cara penyebaran, penularan dan cara mencegah COVID-19.
Denny Rahadian_WINNER Provincial Coordinator Plan Indonesia _ mengatakan pencegahan penularan COVID-19 dapat dilakukan dengan menerapkan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat seperti Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS).
“Saat ini Plan Indonesia dan Pijar Timur telah melaksanakan Sosialisasi COVID-19 di 36 Desa di Kabupaten Belu dengan melibatkan unsur Tim STBM Puskesmas, TNI, dan Polri,” ujar Denny.
Sementara itu Vincentius Kia Beda, Direktur Yayasan Pijar Timur Indonesia berharap, “Dengan adanya pelaksanaan sosialisasi pencegahan pademik COVID-19 yang inklusif seluruh masyarakat termasuk kelompok marjinal bisa mendapatkan informasi yang benar tentang COVID-19 sehingga bisa membantu menekan kasus COVID-19 di Kabupaten Belu,” Kata Vincent.
Plan Indonesia melibatkan seluruh kalangan, termasuk kelompok penyandang disabilitas untuk mendukung program Pemerintah Indonesia mencegah penyebaran pandemik COVID-19 dengan memberikan penyuluhan kepada para penerima manfaat di berbagai wilayah kerja Plan.
Untuk diketahui, Plan International bekerja di Indonesia sejak 2 September 1969, berdasarkan Nota Kesepahaman dengan Pemerintah Republik Indonesia. Dan pada 15 Juni 2017, Yayasan Plan International Indonesia telah disahkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Yayasan Plan International Indonesia didirikan untuk menjangkau lebih banyak anak dan anak perempuan di Indonesia, dan memberikan dampak pembangunan berkelanjutan melalui kemitraan jangka panjang dan penggalangan sumber daya yang lebih luas.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.