Sabtu, 23 September 23

PKL Otista Boleh Berjualan di Bahu Jalan?

BOGOR – Meski Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor belakangan ini gencar menekan kemacetan, pasca dinobatkannya sebagai kota terburuk kedua dunia  berkendara versi survei aplikasi waze. Namun, penanganan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan sayur di sepanjang Jalan Otista dan Suryakencana terkesan belum dilakukan tindakan tegas.

Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto seperti  masih setengah hati lakukan penertiban ratusan PKL pedagang sayur di jalan Otista dan Suryakencana yang tiap petang mulai pukul 22.00 WIB hingga menjelang pagi menjadikan jalanan sebagai pasar kaget, sehingga berdampak penyempitan arus lalu lintas.

”Untuk para PKL sayur di Jl.Otista, kita beri dua pilihan, pindah dari situ atau boleh tetap berjualan dengan syarat jam 6 pagi harus benar-benar beres. Kita harus benar-benar tegas, saklek!” kata Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto  saat memimpin Briefing Staff di Paseban Sri Bima Balaikota Bogor, Selasa (4/10/2016).

Saat gelar rapat bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD), mulai kelurahan hingga dinas, Bima Arya juga minta komitmen jajarannya mendukung Kepala DLLAJ terkait permasalahan kemacetan yang dihadapi Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor.

Walikota Bogor mengatakan, kemacetan hingga saat ini masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh Pemkot Bogor.

”Jangan sampai kendur. Ini adalah komitmen kita semua, karena jika tidak maka tidak akan selesai PR kita ini,” tandasnya.

Pada kesempatan itu, Kepala DLLAJ Kota Bogor Rahmawati menjelaskan, terkait inventarisir titik kemacetan yang tersebar, sementara ini baru 25 kelurahan yang telah menyerahkan laporan kemacetan di lingkungannya.

Sebagai informasi, data yang diperoleh media online ini dari UMKM Kota Bogor, terdapat sekitar 700-1000 pedagang sayuran yang berjualan malam hari disepanjang Jalan Otista, Jalan Suryakencana, Jalan Pedati dan Jalan Lawang Saketeng. Meski sudah berulangkali ditegur lurah, camat setempat hingga Muspika Bogor Tengah, namun hal itu tidak membuat efek jera. (eko)

- Advertisement -
Berita Terbaru
Berita Terkait