Rabu, 27 September 23

Pilkada Jakarta, Menunjukan Pemilih di Jakarta adalah Warga yang Hebat

Sadiq Khan dari Partai Buruh menjadi walikota London pada 7 Mei 2016, setelah mengalahkan Zac Goldsmith dari Partai Konservatif. Dan ini untuk pertama kalinya Ingris memiliki walikota Muslim, padahal populasi Muslim di Londoh hanya sekitar 11.8%. Dia mengalahkan semua prasangka dari pesaingnya, karena latar belakang etnis dan agamanya. Bagaimana dengan di Jakarta? Apakah Pemilih di Jakarta juga hebat?

Warga London menerima dan bergembira atas terpilihnya Sadiq Khan yang minoritas, sebagai walikotanya. Itu lah produk demokrasi yang mereka sepakati bersama. Kegembiraan itu bahkan juga ditunjukan oleh media di Indonesia yang melihat Khan sebagai seorang muslim, yang menjadi pemimpin di kota yang mayoritasnya non muslim. Dan tentu menjadi ironis, karena di Indonesia sendiri, ada upaya untuk menolak minoritas sebagai pemimpin.

Tentu Khan hebat, kader partai buruh yang aktif dari bawah. Tapi tentu masyarakat kota London harusnya juga hebat, yang tidak menjadikan perbedaan sebagai sebuah sentimen. Yang memilih pemimpin berdasarkan kemampuannya bukan sekedar latar belakang etnis maupun agama. Hebatnya Khan dan hebatnya warga London akan kah membawa kemajuan bagi kota dan warganya?

Saya yakin bisa. Kita bisa memperbandingkan Khan dengan Obama, yang mencetak sejarah di negaranya masing-masing. Jika melihat perjalanan Obama bisa mencapai 2 periode di Amerika, tentu itu menunjukan ada kepuasan publik terhadap dirinya. Itu yang mendasari keyakinan saya bahwa dipimpin Khan masyarakat London akan memperoleh kepuasan dan kemajuan. Karena kemajuan suatu kota dapat diraih melalui pemimpin yang hebat dan warganya yang juga hebat.

Apakah Pemilih di Jakarta adalah warga yang hebat? Dengan kita percaya pada demokrasi sebenarnya kita membuka diri pada meritokrasi, dan itu artinya terbuka peluang kita sebagai warga yang hebat. Karena dalam demokrasi maka peluang terbuka bagi semua. Buktinya di Jakarta, Ahok bisa menjadi calon gubernur, dan bahkan sudah memenangkan putaran pertama. Apakah Ahok pemimpin yang hebat, atau Anis yang hebat, kita lihat hasil putaran ke dua.

Bagaimana dengan Pemilih di Jakarta, apakah Pemilih Jakarta adalah warga yang hebat? Kita dapat melihatnya jika warga Jakarta bisa menerima siapapun yang terpilih nantinya dalam putran ke 2 Pilkada Jakarta. Pemilih di Jakarta adalah warga yang hebat, jika bisa memilih dengan independen, tanpa takut intimidasi, tanpa dipengaruhi uang dan pelanggaran pemilu lainnya. Pemilih di Jakarta akan menunjukan dirinya hebat, jika bisa menerima dengan ikhlas mekanisme demokrasi, walau mekanisme itu kemudian melahirkan pemimpin yang berlatar belakang etnis dan agama yang berbeda dari mayoritas warganya.

- Advertisement -
Berita Terbaru
Berita Terkait