Mojokerto – Pendamping warga Desa Lakardowo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Daru Setyo Rini menyayangkan tindakan aparat kepolisian dan TNI, yang membubarkan kegiatan warga dalam kegiatan Wisata Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), Sabtu, (31/12/2016). Kata Rini, aparat tanpa sebab tiba-tiba mendatangi para peserta yang datang berbagai daerah itu, untuk menuju ke Desa Lakardowo.
“Sebelum kami memulai kegiatan, kami sudah dicegat Kapolsek dan disuruh bubar karena dianggap kegiatan kami tidak ada pemberitahuan,” kata Rini, Ahad, (1/1/2017). Meski ada pelarangan, lanjut Rini, peserta tetap melakukan wisata limbah B3 dengan cara mengunjungi rumah-rumah warga.
“Kami tetap jalan terus, mengukur kualitas air tanah di sumur. Dan peserta juga banyak ingin tahu kebenaran tentang informasi bahwa warga Lakardowo menggunakan fly ash dan bottom ash sebagai urug lantai,“ terang Rini.
Sebagaimana pada Sabtu itu terjadi, sejumlah warga dari Sidoarjo, Gresik, dan Surabaya menggelar Toxic Tour atau wisata limbah B3 di Desa Lakardowo yang terdampak dari pengelola limbah B3 PT PRIA (Putra Restu Ibu Abadi), sejak lima tahun silam. Namun kegiatan tersebut dibubarkan oleh aparat kepolisiandari kantor polisi sektor Jetis dibantu Satuan Sabhara Kepolisian Resor Mojokerto Kota. Sejumlah TNI juga ikut berjaga-jaga di perempatan jalan menuju lokasi wisata limbah di Dusun Sambi Gembol dan Kedung Palang: dua dusun yang terkena dampak limbah B3 cukup serius.
Di saat itu, Kepala Kepolisian Sektor Jetis, Komisaris Andi Siswoyo, datang dengan marah-marah dan membentak penyelenggara wisata limbah. “Ayo teruskan, nanti saya bawa ke kantor (polisi),” ancam Andi.
Menurut Andi, Desa Lakardowo adalah daerah konflik sehingga setiap kegiatan di desa tersebut harus atas seizin aparat desa dan kepolisian.
“Silakan mengadakan kegiatan tapi harus pemberitahuan ke desa dan kepolisian, akan kami amankan. Karena ini tidak ada pemberitahuan, silakan bubar,” ujar Andi dengan nada tinggi.
Atas tindakan aparat kepolisian ini, seorang peserta asal Sidoarjo, Indri Puji Rakhmawati, mengungkapkan kekesalannya dan menulis testimoni di akun sosial media miliknya. Menurut Indri, masuk Desa Lakardowo udara sudah menyiratkan aroma kurang sedap. “Sedikit sengak (aroma tak sedap), padahal lingkungan sekitar masih asri. Tidak banyak industri kecuali satu itu (PRIA),“ tulis Indri.
Apalagi, lanjut Indri, pas lewat depan pabrik mendapati bau seperti plastik terbakar. Di desa ini, pantauan Indri, banyak ditemukan timbunan limbah B3, baik di pekarangan rumah maupun kebun warga. “Warga sudah mengeluhkan gatal-gatal, namun tidak ada tanggapan dari instansi terkait, “ ungkap Indri menyayangkan.
Hal yang sama juga diungkapkan peserta dari Gresik kota, Linda. Kedatangannya sebagai peserta toxic tour itu untuk bahan skripsi kuliahnya. Namun Linda mengaku tidak bisa fokus mengikuti wisata tersebut. Ia kaget, begitu melihat ada beberapa aparat kepolisian yang dipimpin kapolsek Jetis, membentak-bentak peserta wisata. “Saya kaget kapolsek sampek marah-marah kayak gitu,” ujar Linda.