Pesan Maulid, Menteri Agama: Kepemimpinan Nabi Berlandas Cinta dan Persaudaraan

0
547
Foto Biro Humas Kementerian Agama RI

Umat Islam sedunia hari ini memperingati kelahiran atau maulid Nabi Muhammad Saw. Dalam rangka perayaan Maulid Nabi, Biro Humas, Data dan Informasi Kementerian Agama RI Dr. Mastuki, M.Ag, melalui rilisnya yang kami terima hari ini (20/11), menyampaikan pesan Maulid Nabi dari Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin.

Menteri Agama (Menag) menjelaskan bahwa perayaan Maulid Nabi harus dapat dijadikan ikhtiar untuk mengekspresikan rasa syukur, gembira dan cinta, atas jasa besar Sang Nabi tercinta untuk manusia dan kemanusiaan. Menurut Menag, rasa cinta akan memberikan energi positif untuk mengikuti jejak langkah orang yang dicintai. Cinta itu pula yang akan meleburkan dalam kebersamaan.

“Salah satu rahasia kesuksesan dakwah Nabi adalah kepemimpinan yang berlandaskan cinta kepada sesama; penuh kasih sayang dan lemah lembut, dalam bingkai semangat persaudaraan,” ujar Menag di Jakarta, Selasa (20/11).

Sifat lembut, kata Menag, bukan penanda lemah. Justru di situ tersimpan kekuatan. Sifat lemah lembut melahirkan simpati, sehingga orang akan mendekat dan merapat kepadanya.

“Sifat kasih sayang dan lemah lembut Nabi menjadi magnet bagi banyak orang. Bahkan mengubah lawan menjadi kawan,” ujarnya.

Menag menambahkan, indikator kuatnya keimanan seseorang, salah satunya terlihat dari rasa kepedulian sosial. Keimanan sejati, kata Menag, harus dibuktikan dengan cinta kepada sesama dan penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan. “Beragama tanpa rasa dan nilai kemanusiaan akan membuatnya hampa,” paparnya.

Melalui spirit Maulid Nabi, Menag mengajak umat untuk membangkitkan kembali rasa kemanusiaan. Untuk itu, hati dan jiwa perlu dibangkitkan dari keterpurukan dan kegelapan akibat ‘keakuan’, keangkuhan, serta cinta dunia, baik dalam rupa popularitas, kedudukan, gila hormat, sifat rakus dan lainnya.

“Mari kita beragama dengan cinta dan kasih kepada sesama. Beragama tanpa cinta akan hampa tak bermakna. Sebaliknya, bercinta tanpa agama tak akan kekal bahagia,” pesan Menag.