Perjuangkan Ekonomi Perbatasan, KADIN Nunukan Menjalin Kerjasama Niaga Dengan Pemerintah Sabah

0
284
Ketua KADIN Nunukan Irsan Humokor didampingi Konsulat Jenderal RI Kota Kinabalu Krishna Jaelani menggelar pertemuan dengan Pemerintah Negeri Sabah untuk membuka kerjasama niaga di wilayah perbatasan, di Kota Kinabalu, Jumat (22/6/2018). Foto Eddy Santry

Keadaan perekonomian masyarakat di Perbatasan RI – Malaysia yang belum seimbang dengan status sebagai teras depan NKRI, menjadi perhatian tersendiri bagi Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kabupaten Nunukan. Hal tersebut yang mendorong KADIN Nunukan menjalin kerjasama niaga dengan Pemerintah Sabah.

Untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, berbagai upaya terus dilakukan oleh KADIN Kabupaten Nunukan. Salah satu langkah yang ditempuh KADIN adalah dengan mengadakan kerjasama dengan berbagai pihak. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua KADIN Nunukan, Irsan Humokor.

Dan tak tanggung-tanggung, lembaga yang mewadahi para pengusaha kecil dan menengah di Kabupaten Nunukan tersebut, pada Jumat 22 Juni 2018 membuat gebrakan dengan membuka kerjasama dengan Pemerintah Sabah-Malaysia di Kota Kinabalu, Sabah.

Chief Minister Sabah, Datuk Seri Panglima Mohd. Shafie bin Haji Apdal, telah menerima kunjungan Konsul Jenderal RI Kota Kinabalu, Krishna Djelani didampingi Pelaksana Fungsi Ekonomi Konsulat RI Tawau, Nindarsari Utomo mewakili Kepala Perwakilan RI Tawau, Pelaksana Fungsi Ekonomi KJRI Kota Kinabalu, Hendro Retno Wulan dan Ketua Kamar Dagang dan Industri Nunukan, Irsan Humokor.

Chief Minister Sabah Datuk Seri Panglima Mohammad Shafie bin Haji Apdal menyambut baik langkah langkah dari KADIN Nunukan tersebut. Syafie menyatakan bahwa pihaknya siap bekerjasama terutama dalam perniagaan di Perbatasan guna kepentingan bersama.

“Pemerintah Negeri Sabah akan meningkatkan hubungan perniagaan perbatasan, hubungan antar manusia dengan pendekatan kemanusiaan untuk kemakmuran bersama,” ujar Syafie.

Perniagaan Perbatasan bersama tersebut kedepanya akan memfokuskan perdagangan di wilayah Tawau (Sabah) – Sebatik – Nunukan. Hal tersebut diungkapkan Nordin bin Encing selaku organizing chairman acara tatap muka tersebut. Nordin memastikan bahwa paling lambat ahir bulan depan (Juli) akan dilakukan pembahasan mengenai mekanisne dari kerjasama tersebut.

Kerjasama Nuaga di Wilayah Perbatasan

“Untuk hal ini akan dilakukan pembahasan lebih lanjut yang direncanakan bulan depan,” tandas Nordin.

Tak hanya tentang perniagaan, pada malam harinya dalam Business Conference dan Jamuan Makan Malam yang dihadiri Menteri Pariwisata dan Lingkungan mewakili Ketua Menteri Sabah Christina Liew juga dibahas kerjasama pengusaha kawasan untuk memanfaatkan potensi Asean sebagai kawasan ekonomi terbuka dan oleh sebab itu banyak kesempatan untuk melalukan peningkatan hubungan perekonomian.

Dalam kesempatan ini juga hadir para pengusaha Tawi-Tawi Filipina, pengusaha Brunei Darussalam, Australia, Hongkong, serta dari Sabah sendiri diantaranya dari Lahad Datu, Tawau, Sandakan, dan Semporna. Pembantu Menteri di Jabatan Ketua Menteri Sabah Jimmy Wong Sze Phin mengindikasikan bahwa pemerintahan baru hasil dari Pemilu bulan lalu akan membuka kembali bisnis melalui border trade dan barter trade.

Sementara itu Konsul Jenderal RI di Kota Kinabalu Krishna Djelani sangat mengapresiasi langkah KADIN Kabupaten Nunukan dan respon positif dari Pemerintah Negeri Sabah. Untuk selanjutnya Krishna menyatakan pihaknya akan berupaya menjadi mediator guna terangkatnya perekonomian rakyat diwilayah Perbatasan.

“Dan ini menjadi tugas perwakilan Indonesia di Negeri Sabah untuk mengupayakan peningkatan hubungan Indonesia dengan Malaysia, khususnya di perbatasan yaitu wilayah Kalimantan Utara dengan Sabah,” ungkap Krishna.

Sementara itu Ketua KADIN Kabupaten Nunukan Irsan Humokor kepada indeksberita.com menuturkan bahwa upaya yang dilakukanya disamping sebagai jalan agar perekonomian warga Perbatasan dapat terangkat, juga sebagai bentuk lain dari menumbuhkan semangat cinta tanah air.

“Kalau perekoniman warga Perbatasan dapat terangkat, tentunya hal ini akan dapat menumbuhkan nasionalisme bagi warga yang tinggal di Perbatasan. Karena tak dapat dipungkiri, selama ini kita masih mengalami ketergantungan terhadap produk-produk dari Malaysia,”ujar Irsan, Minggu (24/6/2018) di Nunukan.

Untuk itu Pria yang akrab dipanggil Ichank tersebut berharap agar Pemerintah dapat selalu bersinergi agar Nawacita dapat berjalan dan benar-benar berdampak pada masyarakat di Perbatasan.

“Membangun dari Pinggiran itu kan salah satu poin Nawacita. Dan mengentaskan masyarakat Perbatasan dari ketertinggalan di bidang ekonomi juga sebagai bentuk lain dari suksesnya Nawacita itu,” pungkas Ichank.