Simpati kepada para korban yang terdampak bencana alam, seperti yang ada di Lombok dan Sulawesi Tengah terus berdatangan. Berbagai elemen, melakukan aksi solidaritas. Seperti yang dilakukan oleh Kodim 09/11 Nunukan, dalam rangka peringatan kesaktian Pancasila, Kodim Nunukan gelar doa bersama untuk korban bencana alam, yang diikuti pula oleh anggota Lanal dan Polres Nunukan
Di dalam Masjid yang terletak di Komplek Makodim, mereka gelar doa bersama yang dirangkai dengan sholat ghoib hingga pembacaan surat Yasin dan tahlil secara berjamah. Komandan Kodim 09/11 Nunukan Letkol Czi Abdillah Arif S, I. P dalam sambutanya mengungkapkan bahwa acara yang mereka gelar tersebut adalah rangkaian dari acara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila. Sehingga menurut Abdillah, sangat tepat apabila momen tersebut menjadi bahan muhasabah dan spirit bagi masyarakat khususnya di Perbatasan untuk semakin membumikan Pancasila.
“Selain mengenang patriotisme para Pahlawan Revolusi serta mendoakanya, juga kita harap dapat semakin nyata pengamalan Pancasila sebagai jalan bangsa. Karena dalam Pancasila itu juga mengajarkan kita untuk berbagi kepada sesama manusia dan solidaritas persatuan,” ujar Abdillah, Minggu (30/9/2018).
Lebih lanjut Abdillah mengajak masyarakat agar bencana yang melanda di negeri ini dapat dijadikan bahan instropeksi. Karena, menurut Abdillah, tidak mungkin bencana diturunkan selain untuk menjadi bahan pelajaran bagi hamba yang berfikir.

“Untuk itu, selain giat-giat solidaritas yang akan kita lakukan untuk para koban, akan lebih afdol kalau dibarengi dengan tawakal kepada Allah melalui sholat ghoib dan rangkain ibadah lainya,” tandas Perwira lulusan Akmil Magelang tersebut.
Acara Do’a Bersama dan Sholat Ghoib yang digelar petang hingga menjelang Isya’ tersebut mendapat apresiasi dari masyarakat Nunukan. Salah satunya adalah Ulama kenamaan di Kabupaten Nunukan Ustadz M Ruslan. Dalam tausiyahnya, Ustadz Ruslan mengatakan bahwa yang dilakukan Kodim Nunukan mengandung makna ajakan untuk menjadikan Pancasila sebagai nafas bangsa Indonesia.
“Para pendiri bangsa sepakat bahwa Pancasila adalah final. Bahkan Ulama diantaranya dari Nahdlatul Ulama juga menyepakati bahwa Pancasila sudah sangat sesuai dengan ajaran Islam. Maka ideologi yang bertentangan dengan Pancasila jangan sampai diberi tempat apalagi berkembang di Negeri ini,” kata Ustadz Ruslan.
Maka menurut Ustadz Ruslan, yang dilakukan Kodim Nunukan semestinya menjadi motivasi bagi masyarakat terutama generasi muda di Perbatasan dan bukan hanya menjadi seremonial peringatan Kesaktian Pancasila semata.
“Dalam pandangan islam, Sila Pertama dari Pancasila itu adalah tauhid atau hablum minallah dan sila seterusnya adalah memanusiakan manusia atau hablum mina nas. Dan yang dilakukan Kodim Nunukan sudah mengimplementasikan keduanya, rangkaian ibadahnya adalah bentuk penghambaan kepada Allah dan tujuan doanya adalah hablum minanas, karena selain untuk para Pahlawan Revolusi juga untuk para korban bencana baik si Sulteng atau Lombok,” tutup Ustadz Ruslan.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.