Sabtu, 23 September 23

Pengamat LIPI Pertanyakan Hasil Survei LSI Denny JA

Ikrar Nusa Bhakti, pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mempertanyakan hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny JA, yang diduga sebagai konsultan politik salah satu dari calon kandidat

“Survei LSI Denny JA dilakukan sebagai konsultan politik salah satu calon,” kata Ikrar di Jakarta, Jumat (7/10).

Ikrar juga mempertanyakan, apa yang disebut sebagai simulasi dalam survei itu hanya penjumlahan dari perolehan Anies Baswedan dan Agus Yudhoyono.

“Sulit menguji apakah benar pendukung Agus sepenuhnya akan bermigrasi ke Anies, atau sebaliknya, di putaran kedua,” katanya.

Asumsi migrasi dukungan didasarkan pada sentimen keengganan pemilih Islam memilih Ahok, yang menurut LSI mencapai 40 persen. Asumsi tersebut sulit diterima mengingat berdasarkan sebaran dukungan, dukungan Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) dari pemilih Muslim justru lebih besar (27,7 persen), Anies (22,8 persen) dan Agus (20,6 persen).

Disebutkan, angka elektabilitas Ahok pada survei Oktober turun ke 31,4 persen. Angka ini sama dengan simulasi tiga pasangan di mana pasangan Ahok-Djarot Saiful Hidayat juga memperoleh suara 31,4 persen.

Angka itu dinilai ganjil karena berarti Djarot tidak memberikan andil suara sedikit pun.

Ikrar juga menyayangkan isu SARA menyertai hasil survei itu, padahal selama ini Denny JA dikenal sebagai tokoh yang sangat menentang isu SARA.

“Jadi ini survei independen atau dibayar untuk pengaruhi opini? Sebab kalau ini terus-menerus dibiarkan akan menjadi pembenaran,” katanya.

Sementara itu, Peneliti Utama LIPI Siti Zuhro menegaskan perlu pengaturan untuk memisahkan antara lembaga survei dengan konsultan politik maupun tim sukses, agar tidak terjadi pembohongan publik.

“Saya setuju kalau dipisahkan antara lembaga survei, konsultan politik, dan tim sukses,” kata Siti Zuhro.

- Advertisement -
Berita Terbaru
Berita Terkait