Sumedang – Kericuhan mewarnai pemilihan Ketua Ikatan Alumni (IKA) UNPAD di Kampus Unpad Jatinangor, Sumedang, Minghu (17/4/2016). Pasalnya, panitia secara tiba-tiba memutuskan untuk menunda hasil penghitungan, setelah diketahui terdapat selisih sebanyak 59 suara antara jumlah pemilih dengan jumlah kertas.
Sebelumnya, seluruh surat suara yang terdapat dalam 10 kotak suara yang disediakan panitia telah dibacakan dan disaksikan seluruh peserta pemilihan.
Hasil penghitungan menempatkan calon nomor satu, Hikmat Kurnia, unggul dengan meraih 546 suara, disusul oleh Yuddy Chrisnandi (530 suara) dan Ahmad Doli Kurnia (455 suara).
Sebelum penghitungan dimulai, panitia pemilihan mengatakan bahwa jumlah pemilih sebanyak 1.541. Panitia selanjutnya langsung menghitung surat suara yang berada di sepuluh kotak suara, tanpa terlebih dahulu menghitung seluruh surat suara yang berada dalam kotak suara.
Tak pelak, berbagai spekulasi bermunculan. Bahkan sempat muncul spekulasi adanya kepentingan untuk memenangkan kandidat tertentu.
Menurut anggota tim sukses salah satu kandidat yang menolak disebut namanya, panitia pemilihan mestinya panitia mencocokan terlebih dahulu antara jumlah pemilih dengan surat suara yang ada di kotak suara.
“Jika seperti ini kan seperti ada ‘suara siluman’ yang sengaja menyusup ke arena pemilihan,” ujarnya.
Panitia dan ketiga kandidat dengan tim suksesnya masing-masing, akhirnya mengadakan berembuk untuk menentukan status 59 suara selisih itu.
Akhirnya, setelah dilakukan musyawarah selama hampir dua jam, disepakati bahwa penyelesaian masalah ini diserahkan kepada Hikmat Kurnia untuk dibicarakan dengan kedua kandidat lainnya, dalam tempo selambat-lambatnya satu minggu.
“Meski ada tekanan, saya berpegang teguh untuk memimpin IKA Unpad. Saya telah diberi kepercayaan. Insya Allah, saya akan memegang teguh amanah itu,” ujar Hikmat kepada indeksberita.com.