Lama menghilang dari balik layar sinetron dan dunia gemerlap yang digelutinya selama 20 tahun, kini wajah Peggy Melati Sukma, makin sumringah dengan aura spiritualisme yang kental.
Betapa tidak, setelah buku pertamanya sukses, kini dalam waktu 30 hari saja, pemilik bama lengkap Raden Peggy Melati Purnama Dewi Sukma, berhasil menulis 3 judul buku sekaligus dengan latar kisah 3 negara, Indonesia, Palestina dan Amerika.
“Insya Allah buku-buku ini bisa diterima oleh masyarakat, seperti juga buku pertama saya. Semuanya mengalir begitu saja. Ini bukan tentang ketrampilan saya, ini semata-mata hanya karena kebesaran Allah SWT dalam diri saya,” terang Peggy, sebelum meluncurkan 3 buku sekaligus di area ‘Islamic Book Fair 2017’, di Ruang Oameran, JCC, Senayan, Jakarta (03/04).
Wanita kelahiran Cirebon, 13 Juni 1976 ini, boleh saja terpuruk dipenghujung tahun 2013. Tak hanya karir yang lepas dari genggamannya setelah ia “hijrah” lalu berhijab. Peggy pun didera sakit yang nyaris merenggut nyawanya. “Dunia itu bagai candu, jika tidak move on, akan terus berada dalam lingkaran setan,” tandas mantan istri dari Wisnu Tjandra ini.
Peggy membutuhkan waktu yang panjang merevolusi sikap, sifat bahkan penampilan fisiknya, menuju ketaatan pada Sang Pencipta, Allah SWT, serta patuh pada moral Islam yang diyakininya.
Lalu semua berbalik 360 derajat, diawal 2014. Peggy, menemukan dunianya yang baru, sejatinya dunia yang selama ini diidamkannya. Ia pun berdakwah secara sederhana, dari satu pengajian ke pengajian lainnya, kemudian menulis buku pertamanya ‘Kujemput Engkau di Sepertiga Malam’.
Peggy, yang tanpa henti terus mengucap syukur, “alhamdulillah”, disela-sela kisahnya tentang proses lahirnya 3 buku yang ditulis relatif singkat itu.
Buku ‘Ya Rabbana Aku Ingin Pulang’, menurut Peggy, merupakan buku hijrah dan perenungan bathinnya saat berada di Tanah Suci, Masjidil Haram. Buku lainnya, ‘Kin Fayakun, Menembus Palestina’, baginya, merupakan dakwah keliling dunia, sebagai pengabdian pada kemanusiaan dinegeri yang mengalami konflik tanpa henti.
“Buku ini mengungkapkan pengalaman lahir bathin saya menyaksikan kehidupan rakyat Palesrina di bawah tekanan Israel,” jelas Peggy, yang pernah popyler dengan frase “pusiiing” dalam ucapan kesehariannya.
Buku ketiga, ‘Kuketuk Langit dari Kota Judi: Menjejak Amerika’, menuturkan tentanh pengalaman Peggy berdakwah di Negeri Paman Sam itu. Peggy tak sendiri, ia bekerjasama dengan Shamsi Ali, Imam Besar Muslim Centre New York. Begitulah, 3 buku, momentum 3 negara, selama 30 hari ditulis oleh Peggy dan diluncurkan persis tanggal 3 Mei 2017. Kini mulai beredar ditengah masyarakat.
“Insya Allah, disukai dan menginspirasi pembacanya. Karena sekali lagi, ini bukan tentang saya, tapi tentang Allah SWT yang berada dalam sanubari saya,” simpul Peggy.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.