Aksi-aksi perlawanan masyarakat Bali terhadap proyek reklamasi Teluk Benoa makin solid dan meluas. Dukungan terhadap Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi (ForBALI) terus datang dari berbagai kalangan. Kampanye perlawanan dilakukan dengan melalui berbagai cara. Salah satunya lewat acara konser musik bertajuk “Panjang Umur Perlawanan! Tolak Reklamasi Teluk Benoa” yang dihelat di kawasan Kemang Jakarta, Kamis (15/9/2016).
Dari kawasan itu, tuntutan agar Presiden Joko Widodo segera membatalkan Peraturan Presiden No 51 Tahun 2014 yang ditanda tangani oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kencang bergema.
“Empat tahun perjuangan rakyat Bali menyelamatkan Teluk Benoa dari reklamasi tidak lepas dari intimidasi, kekerasan dan terakhir adalah usaha kriminalisasi terhadap warga dan aktivis yang menolak reklamasi Teluk Benoa,” ujar Kordinator ForBALI Jakarta, John kepada indeksberita.com di Jakarta, Kamis (15/9).
John mengatakan, solidaritas dari Jakarta untuk rakyat Bali datang dari berbagai elemen. Selama kurang lebih tiga tahun pihaknya bersama teman-teman ForBALI menyuarakan penolakan terhadap reklamasi Teluk Benoa.
“Menggemakan suara rakyat Bali melalui aksi-aksi jalanan dan aksi-aksi populer dengan harapan besar akan dibatalkannya proyek reklamasi Teluk Benoa dan Perpres No. 51 Tahun 2014,” ujarnya.
Dalam rangka merayakan solidaritas perjuangan, lanjut John, Jakarta ForBALI kembali mengadakan acara “art event” yang menghadirkan beberapa seniman pendukung kampanye tolak reklamasi Teluk Benoa.
“Kami berterimakasih kepada elemen masyarakat yang telah mendukung perjuangan ForBALI untuk menolak reklamasi Teluk Benoa. Apalagi yang hadir tidak hanya dari kalangan masyarakat Jakarta, namun, sejumlah masyarakat dari Tanggerang, Bekasi, dan Depok ikut datang untuk mendukung perjuangan ForBALI,” pungkasnya.
Kegiatan yang digelar dalam bentuk konser musik ini bertujuan untuk memperkuat dan memperluas kampanye untuk mengedukasi publik bahwa tak ada urgensi sama sekali dalam kebijakan reklamasi, khususnya yang dilaksanakan di Teluk Benoa.
ForBALI selama ini terus gencar menolak kebijakan tersebut kendati mendapat pemerintah provinsi Bali dan pusat tetap bergeming dengan kebijakannya. Bahkan, aktivis ForBALI yang juga Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Bali, I Wayan Suardana alias Gendo dilaporkan Ormas Pos Perjuangan Rakyat (Pospera) ke Polri, pada Senin 15 Agustus 2016.
Namun Almuni GMNI Bali itu membantah telah melakukan penghinaan terhadap pembina Pospera yakni anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Adian Napitupulu via akun Twitter-nya @gendovara, sebagaimana klaim Pospera..