Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyoroti orang-orang yang mengklaim dirinya ulama tapi anti Pancasila bahkan cenderung mengadu domba. Hal itu disampaikan Panglima saat menghadiri Pengajian di gedung PP Muhammadiyah, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (6/10/2017).
Menurut Gatot, jika ada orang yang mengklaim sebagai Ulama akan tetapi dalam dakwah dan bicaranya kasar dan bernuansa propaganda kebencian,maka Panglima memastikan bahwa orang tersebut bukan Ulama.
“Kalau ada ulama menjelekkan Pancasila, kalau masjid ngomong adu domba, itu bukan ulama. Enggak benar itu,” ucap Panglima.
Gatot juga meminta kepada mereka yang dianggap Ulama oleh Umat, agar memberikan ceramahnya dengan tujuan mencerahkan .
“Jangan sampai ceramah yang seharusnya menjadi media dakwah, jutsru jadi ajang propaganda,” imbuhnya.
Gatot juga meyakini bahwa saat ini ada pihak-pihak yang sengaja melencarkan propaganda agar persatuan bangsa Indonesia retak.
“Jadi kita dibuat akan diadu, diacak-acak, supaya kita tak berkonsentrasi dengan pembangunan, macam-macam aja. Ini adalah bentuk yang sering saya katakan adalah proxi war,” ucapnya.
Panglima juga menegaskan bahwa tidak ada negara yang bisa menaklukkan Indonesia kecuali dengan cara adu domba. Oleh karena itu, Indonesia harus berhati-hati dalam adu domba yang dilakukan oleh pihak-pihak yang sengaja menginginkan adanya perpecahan di Indonesia.
“Menguasai Indonesia hanya dengan cara mengadu domba, saya ingatkan, menguasai Indonesia dengan cara mengadu domba. Inilah yang jangan sampai kita tanpa kita sadari kita diadu domba,” pungkas Panglima.
Mengadu domba kan, cara komunis (PKI)….
iya HTI juga. jadi HTI kaya PKI ya?