Selasa, 21 Maret 23

Menperin: Industri Kerajinan Berkembang, Regenerasi Perajin Terjaga

Jakarta – Semakin pesatnya geliat industri kerajinan turut berdampak pada regenerasi perajin di Indonesia. Kerajinan yang merupakan bagian industri kreatif pun bertambah ragam dan corak motif lantaran modifikasi terus berkembang.

“Industri membutuhkan siklus produksi, baik proses, ketersediaan bahan baku maupun pelaku. Nah dengan semakin tumbuhnya industri kerajinan dan pasar domestik serta ekspor yang meluas maka lapangan kerja jadi terbuka. Dari sinilah, pelan-pelan tapi pasti terjadi regenerasi perajin,” kata Menteri Perindustrian Saleh Husin saat menghadiri peresmian pembukaan Jakarta International Handicraft Trade Fair INACRAFT 2016 di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu (20/4).

Pesatnya industri kecil dan menengah, lanjutnya, berpeluang mengubah posisi seorang pengrajin mengembangkan usaha sendiri dan merekrut karyawan. Transfer pengetahuan dan keterampulan pun terjadi seiring pasar yang berkembang sehingga produk kerajinan terus mengalami inovasi.

“Kalau kita lihat dari dekat, mereka mempekerjakan saudara, tetangga bahkan merekrut tenaga kerja dari lingkungan yang lebih jauh. Artinya, lapangan kerja tercipta di daerah-daerah dan ekonomi berkembang,” ujarnya.

Kemenperin, melalui Direktoran Jenderal IKM juga aktif mendorong kapasitas dan kualitas produk industri kecil dan menengah. Antara lain melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT), Badan Riset dan Standardisasi Industri serta pusat pengembangan industri kreatif seperti Bali Creative Industry Center.

Merujuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019,
arah kebijakan sektor industri turut menyasar tumbuhnya Industri Kecil sekitar 20 ribu unit usaha, selain penumbuhan populasi industri dengan menambah sekitar 9 ribu usaha industri berskala besar dan sedang dimana 50 persen tumbuh di luar Jawa.

Kemenperin juga membangun 22 sentra industri kecil dan menengah (SIKIM) yang terdiri dari 11 di kawasan timur Indonesia (khususnya Papua, Papua Barat, Maluku, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur), dan 11 di kawasan barat Indonesia.

TEMA BUDAYA MINANGKABAU
Pameran berskala internasional itu dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla yang hadir didampingi Ibu Mufidah Jusuf Kalla. Turut meresmikan ialah Menperin, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno. Pameran digelar oleh Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI) bekerja sama dengan PT Mediatama Binakreasi selama lima hari hingga 24 April 2016.

Secara khusus, Wapres mengatakan pengembangan kerajinan membutuhkan inovasi, kreativitas dan ketelitian. Jika sebelumnya kerajinan dibuat untuk dipakai dan bagian dari kelengkapan sehari-hari, maka ke depan produksi kerajinan merupakan aktivitas ekonomi.

“Harapan kita adalah industri kerajinan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan ekspor. Inovasi dan kreasi diperlukan dengan pendekatan berpikir tentang kesukaan atau selera pasar dan bukan hanya memproduksi berdasar kesukaan sendiri,” ujar Wapres.

Inacraft tahun ini diikuti lebih dari 1.400 peserta perusahaan kerajinan baik produsen maupun eksportir dari 34 provinsi di Indonesia yang menempati 1.333 gerai. Pada pameran kali ini jumlah peserta individu meningkat hingga 849 stan dan 359 stan dinas, BUMN 117 stan dan delapan stan peserta luar negeri, yaitu Singapura, Jepang, Pakistan, Nepal, India dan Syria.

Inacraft kali ini mengangkat kebudayaan Minangkabau dan mengusung tema ‘From Smart Village to Global Market’ dimaksudkan untuk memfasilitasi produk-produk kerajinan Indonesia agar dapat naik ke jenjang yang lebih tinggi serta mengangkat derajat produk kerajinan Indonesia.

- Advertisement -
Berita Terbaru
Berita Terkait