
Suasana asri khas pedesaan sangat terasa saat kita memasuki desa ini. Hamparan lukisan para petani berupa petak-petak sawah menghampar dikiri kanan desa tersebut. Tegur sapa ramah dari penduduk tak henti menyapa siapapun yang datang di desa ini. Ini lah desa wisata pluralis di Temanggung. Letaknya di DusunĀ Kemiri, Desa Getas, Kecamatan Kaloran, Temanggung, Jawa Tengah.
Masyarakat yang beragam dengan sikap yang terbuka menjadikan masyarakat di desa ini sangat menonjol keramahanya. Dengan perbedaan latar belakang, masyarakat ditempat ini menyulam kebersamaan, dan kegotongroyongan.
Kerukunan masyarakat disini terlihat jelas saat pembangunan tempat ibadah. Hampir semua penduduk desa turun tangan bergotong royong membangun rumah ibadah tersebut walau lain dari keyakinan yang mereka anut. Jika tak membantu dengan tenaga, makanan hingga ide-ide agar tempat peribadatan tersebut secepatnya kelar.

Pun saat hari raya, nampak sekali kebersamaan masyarakat disini melebur dalam kegembiraan kendati yang mereka rayakan adalah hari besar agama lain. Sebagi contoh, saat perayaan Idul Fitri, seluruh penduduk desa saling kunjung mengunjungi atau berbalas makanan satu sama lain, demikian pula jika hari Natal, Waisak dan hari raya lain, mereka lakukan hal yang sama.
Dalam menyajikan makanan pun masyarakat di desa ini sangat menjaga toleransi. Seperti ketika ada seorang Muslim datang berkunjung ke rumah seorang Non Muslim, maka si empunya rumah akan menyajikan makanan sebagaimana yang makanan yang disyariatkan oleh agama islam. Atau terkadang tamu tersebut dipersilahkan menyembelih hewan sendiri menurut tata cara keyakinanya.
Oleh penduduk desa ini, tradisi menjaga kerukunan tersebut disebut sudah ada sejak desa tersebut berdiri ratusan tahun yang lalu. Persatuan dan kesatuan walau berbeda latar belakang nyata sekali terlihat seperti mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari mereka. Bahkan hampir semua penduduk di desa ini benar-benar menerapkan falsafah Bhineka Tunggal Ika.
Destinasi Wisata Alam Dan Religi di Desa Kemiri Getas
Desa Kemiri tak hanya dikaruniai manusia-manusia yang santun dalam tutur, hormat dalam laku serta asih pada sesama. Alam di desa ini juga sangat indah sehingga dapat dipastikan para pengunjung akan betah di desa yang berudara sejuk ini.

Salah satu tempat favorit yang sering didatangi adalah Batu Payung. Tempat ini berupa bukit tinggi menjulang yang diatasnya terdapat sanggar meditasi yang sehingga sangat cocok untuk mereka yang gemar melakukan olah spiritual.
Dari atas bukit Batu Payung ini saat cuaca cerah kita juga dapat melihat panorama tujuh gunung sekaligus yakni gunung Sumbing, Sindoro, Merapi, Merbabu, Ungaran, Andong dan Gunung Prau serta tak ketinggalan panorama perbukitan Menoreh dan Giyanti yang sangat indah.
Di atas bukit Batu Payung ini pula jika pada hari-hari tertentu sering digunakan sebagai tempat ritual adat. Terutama saat menjemput 1 Muharam (1 Suro dalam bulan Jawa) para penduduk melakukan parade obor dan menggelar arak-arakan gunungan. Oleh penduduk setempat, pada saat 1 Muharam biasanya lokasi Batu Payung ini dijadikan pula tempat sembahyang secara bergantian menurut agama yang mereka masing-masing.

Desa Kemiri merupakan aspirasi masyarakat Indonesia dan motivasi dalam menjaga kerukunan. Sehingga tak heran jika Kementerian Pertahanan akan menggelar Kemah Pluralis dan Bela Negara pada bulan April-Mei 2018 mendatang.
Saat ini para pemuda di Desa Kemiri tersebut tengah berusaha membuat destinasi wisata modern bernuansa alam berupa outbound maupun flying fox berskala internasional. Rencananya Desa Wisata Pluralis ini akan resmi di buka pada tanggal 13 Juli 2018 dan akan di resmikan oleh Presiden Joko Widodo.
Akses menuju Desa Wisata Pluralis Kemiri sendiri terbilang sangat mudah karena hanya ada satu jalur arteri yakni jalan Temanggung – Kaloran – Sumowono -Semarang. Ketika sampai dijalan Kaloran-Sumowono, sudah terpasang penunjuk jalan yang akan mengantarkan kita ke desa yang oleh banyak pihak disebut sebagai desa perdamaian tersebut.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.