Sabtu, 23 September 23
Beranda Featured MAULID NABI

MAULID NABI

0

Dari ayah saya tahu, bahwa ide peringatan maulid nabi dicetuskan oleh Salahuddin Al Ayyubi. Dari situ, pertama kali juga saya tahu nama itu dan seperti apa kisahnya. Seorang sultan sekaligus Panglima Tertinggi Pasukan Islam, yang terdiri dari pasukan banyak negara, di saat Perang Salib. Menghadapi kekalahan demi kekalahan, dia berpikir dan merenungi sebab-sebabnya dan membandingkan dengan masa-masa terdahulu.

Selama tiga abad Islam mengalami kejayaan. Tak hanya di Jazirah Arab, tapi juga meluas ke bagian tengah Afrika, Eropa Timur dan Selatan; serta Cina, India dan seluruh Asia Selatan. Selain kekuasaannya di wilayah-wilayah di atas, ekspedisi dan perdagangannya menjauh mencapai Nusantara dan ke utara benua yang sekarang dikenal sebagai Amerika.

Sultan Saladin, demikian tokoh kita ini dikenal di Eropa. Dia melihat, kejayaan sejak Kalifah Umar bin Khattab itu dikarenakan masih dekatnya mental, moral, etika, sikap dan perilaku umat dengan yang diteladani Rasulallah Muhammad SAW. Sementara, yang dia dapati di masanya, jangankan umat, pasukan yang dipimpinnya pun jauh dari teladan itu.

Maka, terus berpikirlah dia untuk menemukan cara agar pasukan memiliki kekuatan moral dengan inspirasi dan keteladanan Rasul. Dibuatlah Peringatan Maulid Nabi di tempatnya dan di tempat pasukan-pasukan yang tersebar di berbagai medan.

Cara ini ampuh, membangkitkan semangat dan menguatkan mental pasukan. Pasukan lebih mendalami alasan moral yang mendasari keikutsertaan mereka berperang. Hasilnya, kemenangan demi kemenangan diraih hingga pertempuran terakhir, merebut kembali Yerusalem.

Saladin tokoh terhormat, dihormati bahkan oleh lawan. Dia dikenal berani sekaligus murah hati. Tindakannya mengirim dokter untuk mengobati Richard Sang Singa, Pemimpin Tertinggi Pasukan Salib, menggoncangkan moral peperangan Pasukan Kristen. Membuat mereka bertanya-tanya, mengapa harus memerangi orang baik? Dan, hingga kini kisah-kisah Saladin banyak menjadi contoh kebajikan.

Teladan Rosul terus ditebar, tak hanya untuk pasukan, tapi meluas ke seluruh umat. Tak hanya di akhir masa Perang Salib, di awal milenium kedua, tapi terus hingga kini.

Maulid Nabi. Semoga tak cuma ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad. Semoga menjadikannya sebagai sarana memahami keteladanan perilakunya sebagai substansi.

Fitradjaya Purnama,

Pelaku usaha dan Aktivis Pro Demokrasi juga anggota DPN Almisbat.