Pengadilan umumnya menimbulkan kesan serius dan angker apalagi pengadilan kasus penistaan agama. Namun pada persidangan saat memeriksa saksi pelapor justru yang terjadi sebaliknya. Salah satu dari enam saksi pelapor kasus penistaan agama ini adalah Habib Novel. Dialah yang menjadikan dunia maya di Indonesia tertawa meski untuk sementara. Selama sepekan media sosial tak henti membicarakan kekonyolannya.
Adalah biasa seseorang tak tepat menyebut nama yang berbau asing. Biasa juga seorang polisi yang memeriksa keliru menulis apa yang dimaksud saksi atau tersangka. Nah, saat diperiksa polisi Habib Novel mengatakan pernah bekerja di restoran Fitsa Hats. Polisi sendiri sudah menyatakan pihaknya tak keliru karena sempat minta Habib Novel menyebut satu per satu huruf restoran tersebut: f i t s a h a t s.
Sang terdakwa Basuki Tjahaja Purnama menyatakan saksi tidak jujur dan bisa dikenakan pasal saksi palsu dengan ancaman tujuh tahun penjara. Ahok menunjuk ya nama restoran tadi. Gubernur DKI Jakarta non aktif ini menduga Habib Novel sengaja menyembunyikan resto waralaba asal Amerika itu karena berbau asing. Habib Novel sengaja menyembunyikan dirinya pernah bekerja di resto asing milik kafir.
Namun justru cara menyamarkan resto Pizza Hut dengan lafal ala Habib Novel ini yang menjadi heboh dan viral di media sosial. Pengadilan yang mestinya sangar menjadi segar. Meja hijau yang mestinya kaku menjadi lucu. Maka bertebarlah meme dan lelucon di media sosial baik facebook, twitter, path, instagram, dan lainnya. Mari kita menikmati Mati Ketawa Cara Fitsa Hats.
Seorang pemilik akun facebook menulis status: “Sari Roti … No! Equil … No! The only solution is … Fitsa Hats.” Sari Roti dan Equil lebih dulu terkenal karena dua produk tak berdosa ini pernah didholimi oleh kaum sumbu pendek usai aksi 2 Desember 2016 di Monas Jakarta. Kalimat the only solution mengingatkan kepada salah satu calon gubernur yang mempunyai gagasan kota apung.
Masih dari pemilik akun yang sama, sebuah status facebook meluncur: “Jika ada pasal penyebaran kelucuan dalam KUHP maka dua hari ini jutaan orang jadi tersangka.” Tentu saja status ini mengacu pada viralnya Fitsa Huts yang membuat jutaan orang tertawa terpingkal-pingkal. Mereka saling mengirim lelucon dan gambar kocak seputar Fitsa Hats.
Nama Habib Novel kemudian melambung. Petinggi FPI Jakarta kembali melaporkan Ahok ke Bareskrim seputar pernyataannya mengenai Fitsa Hats. Priya Husada, seorang aktivis, alumni PMKRI, menulis status facebook: “nopel bakmukmin kalo matanye ditutup pun die bisa jalan ke bareskrim dari rumahnya tanpa tersesat (saking seringnye doi ke sono)”
Masyarakat sangat terhibur dengan keluguan dan kelucuan Habib Novel. Karena itu, ada yang menulis status di facebook begini: “Jika (jika lho ya) Novel jadi terdakwa lalu divonis hakim, maka amar putusan majelis: yang memberatkan perbuatan terdakwa meresahkan masyarakat. Yang meringankan terdakwa masih muda, tulang punggung keluarga, dan selama persidangan bersikap lucu serta menghibur masyarakat”.
Soal nama Habib juga menjadi perbincangan publik. Apakah Habib Novel itu keturunan Arab dari Hadramaut atau bukan. Rupanya terkonfirmasi bahwa Habib Novel bukanlah habib asli, tetapi hanya nama saja. Tak heran ada pemilik akun facebook menulis: “Ada laksamana bukan anggota Angkatan Laut: Laksamana Sukardi. Ada sutradara tak pernah bikin film: Sutradara Ginting (alm). Ada hakim tak pernah memvonis terdakwa: Christine Hakim. Bahkan ada tuhan yang tak punya umat: pria bernama Tuhan asal Banyuwangi. Dan akhirnya kita tahu ada habib tapi bukan Habib.”
Masih ingat kasus Nusron Wahid yang dibully karena nama Wahid di belakang Nusron? Nusron saat itu menjadi tim sukses yang membela Ahok dari Partai Golkar. Siapa saat itu yang paling vokal membully Nusron? Ya tak lain adalah Habib Novel.
Syafiq Hasyim intelektuial muda NU menulis di facebook “Apa yang dialami oleh Habib Novel sekarang sebenarnya hampir persis dengan apa yang dialami Nusron Wahid beberapa waktu lalu. Habib Novel pernah mengejek Nusron di sebuah TV swasta kalau nama Wahid pada family namenya Nusron adalah palsu, meskipun Nusron menyatakan bahwa nama itu ada pada ijazahnya. Ya sudah lah, ini ibrah bahwa orang tidak terus dalam keadaan menghina tapi juga pasti akan dihinakan”.
Saut Situmorang, sastrawan yang tinggal di Yogyakarta rupanya menikmati viralnya Fitsa Hats. Ia rajin membuat status plesetan tentang ya apalagi kalau bukan seperti Fitsa Hats, FPI, PKS dan sejenisnya. Tampaknya Saut yang terpidana pasal UU ITE ini sudah menjadi orang Jogja beneran, suka plesetan! Ini beberapa status Saut:
# Hi Babe itu genre novel fried chicken lit yang setting ceritanya selalu di Fitsa Hats.
# PKS Pizza Kari Sapi
# FPI Front Pizza Indon
# Fried Chicken Lit HALAL menurut Majelis Fitsa Hats
# Novel buruk itu biasanya ditulis di Fitsa Hats oleh tante-tante kesepian kurang futsal
Lebih enak Baby Fanggang ketimbang Fitsa Hats lah.
Akhirnya saya akhiri tulisan ini dengan mengutip status dari Riyanti Riri Wijaya, alumni Bahasa Indonesia IKIP Jakarta: Setau gw yg namanya novel memang fiktif, mskipun ide cerita bs brdasarkn kisah nyata…*JGN LUPA BAHAGIA HARI INI*
Hahahaha mas dosen satu ini memang hobi menghibur lwt tulisan…dan selalu sukses bikin pembacanya bahagia. Matur suwun mas
Hahaha mas dosen satu ini memang piawai menghibur lewat tulisan dan selalu sukses bikin pembacanya bahagia…matur nuwun mas
Hahaha Mas dosen satu ini memang piawai menghibur lewat tulisan dan slalu sukses bikin pembacanya bahagia…matur nuwun mas
.