Sabtu, 2 Desember 23

Mati Ketawa Cara Ahok

Pilkada DKI Jakarta su dekat. Para kandidat semakin nekad. Ada yang menjual ayat, banyak yang janji berjuang demi rakyat. Mereka berebut kursi DKI 1 yang saat ini diduduki Basuki Tjahaja Purnama. Ahok sendiri santai, banyak bercanda. Inilah sebagian Mati Ketawa Cara Ahok.

Menjadi gubernur Jakarta yang dihuni bermacam perangai harus tahan banting, tegas, bahkan galak. Namun bagi banyak orang sikap galak Ahok ini dianggap kasar dan tidak santun. Mari kita lihat apa komentar warga soal kesantunan. Ahok biasanya menyampaikan kepada masyarakat tentang berbagai hal termasuk memindahkan warga dari bantaran sungai Ciliwung. Ahok menjelaskan sampai ada komentar dari warga, “Oh, ternyata Pak Ahok ini seperti buah durian, cuma luarnya kasar. Tapi dalamnya ini dagingnya enak.”

Lain kesempatan, bicara di depan kalangan TNI. Ahok mengerti kesulitan yang dialami para prajurit. Berikut pernyataan Ahok kepada tentara. “Saya tidak tahu ini kelemahan atau kelebihan, tapi prajurit itu tak bisa berkutik kalau gaji sudah dipegang istri,” kata Ahok di Balai Kota, (7/8/2015) Tak pelak, Panglima Kodam Jaya Mayor Jenderal Agus Sutomo yang berdiri di belakang Ahok ikut tersenyum mendengar kelakar orang nomor satu di DKI itu.

Karena seringnya bercanda di sampaing bentak-bentak tentu saja, Ahok ditantang seniman Butet Kertaradjasa untuk tampil sebagai komika. Sama seperti saat tampil sebagai komika di Mata Najwa. Ahok melayani tantangan membuka acara pertunjukan di TIM ala komika. “Selamat malam. Tenang-tenang. Ini bukan soal tandingan. Saya bukan Butet tandingan,” canda Ahok untuk meredakan tepuk tangan penonton. Saat itu memang sedang ramai isu gubernur tandingan.

Ahok membuka acara pertunjukan Mati Ketawa Cara Politisi (2014) dengan memberikan sedikit bocoran tentang pertunjukan tersebut. “Kalau lihat ini nanti semua pasti minta dirawat di rumah sakit jiwa ini. Susternya top. Apalagi saya katanya kurang waras perlu masuk RS Jiwa apalagi sudah ada menteri yang bilang saya harusnya masuk RS Jiwa,” kata Ahok. “Saya memang merasa agak kurang waras, tapi untungnya pas dites di RSPAD cuma pas digaris. Saudara suka enggak suka, Jakarta memang mesti dipimpin oleh orang agak strip satu. Karena kalau terlalu waras hadapi kalian kayak gini masuk RS Jiwa. Makanya saya bilang hanya ada satu triknya, PPG, pura-pura goblok dan pura-pura gila,” ujarnya.
Bicara tentang para staf magang di kantornya, Ahok merasa bangga. Ia mengaku tidak memiliki ruang kerja. Sebab, ruangannya berbarengan dengan staf dan anak magangnya. Ahok mengatakan, banyak orang yang berminat mengikuti program magang di Pemprov DKI Jakarta. “Baru seminggu buka, yang daftar 2.700 orang dan kami hanya terima 30 orang. Ada juga yang lulusan luar negeri daftar magang dan dia bilang, ‘lebih gampang masuk Harvard daripada magang di tempat Bapak’,” ujar Ahok.

Ahok memang suka bercanda dan membuat orang tertawa. Tapi kini giliran Ahok tertawa mendengar pernyataan Kepala Bidang Advokasi DPP Partai Gerindra Habiburokhman yang berjanji akan terjun dari Monas jika “Teman Ahok” berhasil mengumpulkan satu juta KTP. “Terjun aja. Yah mudah-mudahan Teman Ahok berhasil dan Habiburokhman terjun dari Monas,” kata Ahok di Kantor DPP Hanura (26/3/2016). Bahkan, Ahok akan menyiagakan ambulans. Ini dia cuitan politisi Gerindra itu: Saya berani terjun bebas dari Puncak Monas kalau KTP dukung Ahok beneran cukup untuk nyalon. #KTPdukungAhokcumaomdo???”

Jauh sebelum menjadi gubernur, saat Debat Cagub DKI Jakarta di Metro TV (16/9/2012) Ahok “diserang” dengan canda yang tak lucu dari lawannya, cawagub Nahcrowi alias Nara. Namun lelucon itu justru menjadi bumerang bagi pasangan Foke-Nara tersebut.

“Haiyah, Ahok, haiyaaahhhh…” ujar Nara, sebelum membuka opininya tentang manajemen transportasi (MRT dan Transjakarta). Wajah Ahok tampak terkejut, namun berhasil tetap tenang menghadapi candaan Nara. Purnawirawan yang juga Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta itu melanjutkan dengan nada bercanda, “kita kan sodala ya, sodala..” Apakah elegan bercanda dengan mengangkat etnis Ahok di mata publik? Nara tak menyadari bahwa warga Jakarta terdiri dari beragam etnis termasuk Tionghwa.

Sejarah mencatat pada akhirnya Jokowi-Ahok terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta 2013-2017. Namun di tengah jalan (2014) Jokowi terpilih menjadi Presiden RI. Tak dipungkiri pasangan Jokowi-Ahok telah kuat di Jakarta. Jokowi pindah beberapa blok dari Balai Kota untuk memimpin Indonesia. Sementara Jakarta dikelola Ahok.

Pada sebuah acara Mata Najwa di Metro TV menjelang Pilpres 2014, Ahok ditanya tuan rumah Najwa Shihab, “Apa yang ingin dikatakan jika Prabowo atau Jokowi terpilih sebagai presiden?” Ahok menjawab, “Kalau Jokowi yang jadi presiden ya sekali-sekali ajak saya naik pesawat keprisidenan. Kalau Prabowo yang jadi presiden, saya tidak berani minta apa-apa…”

Chemistri antara Jokowi dan Ahok sangat erat. Karena itu saat Presiden Jokowi pada awal pemerintahan berkunjung ke Brunei Darussalam dan meninjau “Kampung Air”, ia berkata, “Kita juga akan membangun kampung air di Indonesia. Saat itu musim hujan, di Jakarta Ahok sedang pusing dengan banjir pertamanya sebagai gubernur. Seorang pengamat kota mengatakan betapa hebatnya kedekatan Jokowi dan Ahok, “Jokowi berkata akan membangun Kampung Air di Indonesia, belum pulang ke Tanah Air, Ahok sudah membuat “kampung air” di Jakarta!”

- Advertisement -
Berita Terbaru
Berita Terkait