
Gempa yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat pada Minggu (5/8/2018) bukan saja hanya membuat ribuan rumah wara dan berbagai bangunan mengalami kerusakan, tapi juga menorehkan peristiwa tragis yang memilukan. Sebagaimana diungkapkan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, sebuah masjid roboh akibat gempa Lombok dan mengubur umat Islam yang kala itu sedang menunaikan sholat Isya berjamaah.
Sutopo menjelaskan bahwa Masjid tersebut terletak di Desa Lading-lading, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara. Dan ungkapnya, hingga saat ini belum ada seorangpun yang berhasil divakuasi.
“Korban dari jamaah yang sedang sholat Isya tertimbun longsor saat gempa 7 SR belum dapat dievakuasi. Masjid terletak di Desa Lading-lading, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara,” tulis Sutopo melalui akun twitter pribadinya pada Senin (6/8/2018) pukul 16:13 WIB.
Dalam cuitanya tersebut, Sutopo juga mengunggah video amatir yang menggambarkan keadaan Masjid tersebut. Dalam video yang berdurasi 45 menit tersebut, terdengar penjelasan dari seseorang yang mengatakan bahwa semua Jamaah masih terkubur dibawah reruntuhan masjid tersebut dan juga permintaan agar Tim Evakuasi secepatnya bertindak.
Belum ada penjelasan resmi terkait jumlah jamaah yang terkubur bangunan masjid itu, dari video tersebut nampak puluhan alas kaki sehingga besar kemungkinan jumlah korban yang tertimbun mencapai angka puluhan.
Diketahui, Kabupaten Lombok Utara merupakan wilayah yang paling parah mengalami kerusakan akibat gempa yang berkekuatan 7 Skala Richter tersebut. Hal itu menurut Sutopo lantaran Kabupaten Lombok Utara adalah wilayah yang paling dekat dengan pusat gempa.
Hingga berita ini diturunkan, jumlah korban yang meninggal yang terdaa sudah mencapai 91 orang sementara 209 mengalami luka-luka dan sekitar 20 ribu jiwa mengungsi karena tempat tinggal mereka mengalami kerusakan parah.
Sementara itu, penyaluran baha bantuan bagi para pengungsi di Kabupaten Lombok Utara saat ini masih mengalami kendala. Hal tersebut disebabkan jalan menuju titik pengungsian di wilayah Lombok Utara mengalami kerusakan.
Kerusakan jalan menuju Lombok Utara tersebut menurut Sutopo bukan saja berdampak pada lambanya penyaluran bantuan bagi para pengungsi namun juga berimbas pada Tim Evakuasi yang akan memberikan pertolongan. Padahal menurut Sutopo, bantuan berupa makanan, obat-obatan sangat dibutuhkan warga karena banyak toko dan warung tutup karena terdampak gempa.
“Kebutuhan mendesak saat ini, tenaga medis, obat-obatan, makanan siap saji banyak sekali, makanan balita, tenda pengungsian baik bersama-sama dan tenda pengungsian tingkat keluarga,” kata nya.
Sementara itu, terkait penanganan korban dan evakuasi, TNI telah memberangkatkan Prajurit dari Batalyon Zeni Konstruksi 13/Karya Etmaka (Yon Zikon 13/KE) ke Lombok, Nusa Tenggara Barat dengan menggunakan KRI Teluk Parigi 539 dari Jakarta.
Selain membawa 100 Prajurit TNI dari Yon Zikon 13/KE, KRI Teluk Parigi 359 juga membawa material berupa kendaraan angkut berat, seperti 3 unit NPS, 1 unit truk tangki BBM, Ran Kodal, Truk Tangki Air. Dan untuk menunjang pelaksanaan evakuasi, TNI juga mengerahkan kendaraan angkut berat Zeni, alat Berat Zeni (backhoe loader, 3 unit exca PC 70, 1 unit RO, 3 unit forklift dan lighting tower, 2 unit dozer D3) dan alat perkakas Zeni.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.