Menurut hasil jajak pendapat keempat oleh Dewan Keamanan PBB, mantan Perdana Menteri Portugal Antonio Guterres unggul dalam persaingan untuk menjadi Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berikutnya.
Jika hasilnya terus seperti itu, Guterres berpeluang menggantikan Ban Ki Moon asal Korea Selatan yang jabatannya akan berakhir pada 31 Desember 2016 mendatang.
Dilansir AFP, Jumat (9/9), Guterres yang menjabat sebagai kepala badan pengungsi PBB selama 10 tahun, mendapatkan 12 suara dukungan, dua suara tidak mendukung dan satu suara abstain, dalam pemungutan suara informal Dewan Keamanan yang beranggotakan 15 negara.
Hasil itu merupakan yang keempat kalinya menempatkan Guterres (67) di posisi teratas dalam persaingan untuk menggantikan Ban Ki-moon, yang telah bertugas sebagai Sekjen PBB selama 10 tahun.
Dalam putaran terakhir pemilihan informal, Guterres mengumpulkan 11 dukungan, tiga suara tidak mendukung dan satu abstain.
Sebanyak 15 duta besar, termasuk dari lima anggota permanen yaitu Inggris, Tiongkok, Prancis, Rusia dan Amerika Serikat, menggelar pertemuan tertutup untuk menilai kandidat dengan surat suara yang ditandai dengan “mendukung,” “tidak mendukung” atau “abstain.”
Total 10 calon bersaing untuk memperebutkan jabatan tersebut, lima di antaranya adalah perempuan.
Ke-10 kandidat Sekjen PBB tersebut adalah Irena Bokova (Bulgaria), Helen Clark (Selandia Baru), Christiana Figuerres (Kosta Rika), Natalia Gherman (Moldova), Susana Malcorra (Argentina), Antonio Guterres (Portugal), Miroslav Lajcak (Slovakia), Srgjan Kerim (Macedonia), Danilo Turk (Slovenia), dan Vuk Jeremic (Serbia).