Selasa, 21 Maret 23

Mahasiswa Timor Leste di Jogja Gelar Aksi Menentang Australia

Sejumlah mahasiswa asal Timor Leste dari berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta menggelar aksi damai menentang ketidakadilan Pemerintah Australia dalam pengelolaan minyak di Laut Timor. Mereka mendukung kampanye internasional MKOTT (Movimentu Kontra Okupasaun Tasi Timor), sebuah Gerakan Anti Penjajahan Laut Timor oleh Australia.

Para mahasiswa dari Timor Leste didukung oleh sejumlah mahasiswa FPD (Front Perjuangan Demokratik) Yogyakarta melakukan orasi, membagi stiker dan pernyataan mereka ke masyarakat Jogja yang lewat di sekitar Titik Nol, dekat Kator pos Besar Yogyakarta. Berikut adalah petisi yang dibacakan oleh  aktivis Timor Leste di Titik Nol (19/3). Mereka juga akan melakukan aksi damai kembali pada 22 Maret 2016 di sekitar UIN Yogyakarta bersamaan dengan aksi di sejumlah kota di dunia termasuk di depan Kedubes Australia di Dili, Timor Leste.

Deklarasi MKOTT untuk Pemerintah Australia:

Telah lebih dari 40 tahun, Australia menghisap minyak serta hasil laut di Laut Timor yang menurut dasar dan hukum internasional adalah milik rakyat Timor Leste. Sejak awal Australia telah mengatakan niatnya dengan berbagai macam kedok bualan. Pada 1972 Australia merundingkan batas kelautan dengan pemerintah Orde Baru (Indonesia) untuk menentukan batas laut. Australia masih berpatokan pada argumen usang itu “platform continental” untuk melanjutkan aksi liciknya dalam menguasai dan mencuri dari rakyat Timor Leste.

Tahun 1974, perusahaan minyak Australia menemukan ladang minyak Greater Sunrise. Untuk memudahkan pencurian di teritori Timor Leste, Australia mendukung invasi terhadap Timor Leste pada 1975 oleh Pemerintahan Soeharto yang menelan korban lebih dari 200.000 rakyat Timor Leste.

Ketika Timor Leste memperoleh kemerdekaan pada 1999, Australia masih berniat buruk terhadap sumber daya alam Timor Leste, dengan memaksa Timor Leste memberikan sebagian haknya kepada Australia dalam pembagian ladang minyak Elang Kakaktua, Bayu Udan dan Greater Sunrise. Australia juga menekan Timor Leste sehingga kehilangan haknya untuk ladang minyak Luminaria-Carolina dan Buffalo, yang sampai saat ini masih dalam perselisihan kedua negara.

Banyak masyarakat Australia percaya bahwa pemerintahan mereka adalah malaikat bagi rakyat Timor Leste. Tetapi itu tidak benar. Sejak 1999 Australia menyediakan kurang lebih US$ 1.7 milyar dalam bantuan militer dan pelayanan masyarakat sipil melalui mekanisme bilateral dan multilateral. Dalam waktu 16 tahun, Pemerintah Australia telah menerima US$ 5 milyar dari hasil minyak dan gas yang sepenuhnya adalah hak rakyat Timor Leste. Telah lebih dari US$ 3 milyar yang Timor Leste “berikan” kepada Australia, ini berarti bahwa Timor Leste pemberi donor terbanyak bukan Australia.

OilLeste1

Timor Leste masih memperoleh ketidakadilan dari pendudukan di Laut Timor, oleh karena itu Movimento Kontra Okupasaun Tasi Timor (MKOTT) meminta kepada pemerintah Australia:

  1. Australia harus menghormati martabat dan kedaulatan negara Timor Leste, seperti negara lainnya.
  2. Australia harus kembali ke mekanisme perselihan dan penyelesaian batas-batas kelautan melalui pengadilan internasional dan pengadilan hukum kelautan internasional.
  3. Pemerintah Australia harus berunding dengan pemerintah Timor Leste dengan niat yang jujur.
  4. Australia harus berhenti menggunakan argumen “platform continental” yang tidak valid lagi dalam hukum internasional.
  5. Australia sebagai negara besar seharusnya tidak menggunakan kekuatan ekonomi politik dalam regional untuk mengambil untung dari masa depan rakyat Timor Leste.

Viva Maubere! A Luta Kontinua!

- Advertisement -
Berita Terbaru
Berita Terkait