Lubang tambang batubara yang dikelola PT Nusa Alam Lestari (NAL) dilaporkan meledak, Senin (27/6/2016) pukul 22.30. Lokasi tambang terletak di Parambahan, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat, sekitar 97 kilometer ke arah selatan Kota Padang.
Ketika peristiwa terjadi, sedikitnya lima orang dilaporkan tengah berada dalam lubang. Tiga orang di antaranya dalam kondisi kritis akibat ledakan tersebut.
Ketiga korban telah dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil di Padang, setelah sebelumnya sempat dirawat di RSUD Sawahlunto.
Aparat kepolisian masih menyelidiki dugaan penyebab ledakan dan melakukan evakuasi terkait kemungkinan ada korban lain di lokasi kejadian.
Seperti diketahui, selama seratus tahun lebih, eksploitasi Batubara di Sawahlunto diperkirakan sekitar 30 juta ton. Saat ini diperkirakan msih tersisa cadangan lebih dari 100 juta ton. Namun, cadangan yang tersisa hanya bisa dieksploitasi sebagai tambang dalam yang memerlukan teknologi tinggi.
Pada masa Kolonial Belanda, penemuan cadangan batu bara di wilayah ini telah mendorong pemerintah Hindia Belanda untuk membangun jalur kereta api menuju Kota Padang dalam rangka mendistribusikan batu bara. Pembangunan rel dimulai pada 1889 dan selesai pada 1896. Jalur kereta api ini selain menghubungkan kota Padang dengan kota Sawahlunto, juga mencapai kota-kota lain seperti Solok, Pariaman, Bukittinggi, Pdang Panjan, dan Payakumbuh.
Akibat menurunnya produksi batu bara sejak tahun 2000, kegiatan pengangkutan batu bara dengan kereta api berhenti total.
Foto: wikipedia