Ratusan massa dari Pasubayan Desa Adat atau Pakraman Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa dan Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi (ForBALI) memadati Banjar Lebah, Desa Adat Sumerta di Jalan Kecubung hari Rabu, 28 Desember 2016. Mereka berkumpul untuk bersolidaritas sekaligus simbol perlawanan terhadap kriminalisasi aktivis tolak reklamasi Teluk Benoa.
Di bawah siraman hujan, massa yang berkumpul di Banjar Lebah kemudian melakukan long march kurang lebih 2 kilometer menuju ke Polda Bali dengan diiringi gong baleganjur dan kul-kul atau kentongan. Kedatangan Pasubayan Desa Adat atau Pakraman Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa dan ForBALI di Polda Bali sekitar pukul 13.30 WITA untuk mengawal Proses pemeriksaan terhadap I Made Johnantara alias De John.
Selain diantarkan oleh massa, De John juga didampingi oleh Para Bandesa Adat dari Pasubayan Desa Adat/Pakraman Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa dan juga tim hukum yang dipimpin langsung oleh Koordinator Divisi Hukum ForBALI, I Made Ariel Suardana.
“Kami datang guna memenuhi pemanggilan dari pihak Polda Bali dalam rangka pemeriksaan terhadap I Made Johnantara alias De John. Ini kriminalisasi dengan menggunakan tuduhan merendahkan bendera Negara” kata Koordinator Divisi Hukum ForBALI, I Made Ariel Suardana.
Perwakilan Pasubayan Desa Adat atau Pakraman Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa yang hadir yakni Bandesa Pakraman Ketewel, I Wayan Loci, sebelum berangkat menuju Mapolda Bali menegaskan jika Pasubayan berkomitmen untuk melindungi masyarakat yang menolak reklamasi dari upaya-upaya pembungkaman terhadap suara penolakan reklamasi Teluk Benoa.
“Kami Pasubayan Desa Adat Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa bersama krama adat dan ForBALI datang untuk mengawal kasus ini sampai warga adat dibebaskan dan tak ada lagi upaya kriminalisasi dan pembungkaman terhadap gerakan rakyat yang menolak reklamasi Teluk Benoa” ucapnya.
Sampai saat ini, massa yang tidak bisa mendampingi sampai di dalam ruangan memilih bertahan di depan Mapolda Bali dan terus menyerukan dukungan untuk menghentikan kriminalisasi terhadap para aktivis ForBALI.
Selama bertahan di pintu gerbang Polda Bali, massa aksi terus menerus meneriakkan yel-yel penolakan reklamasi Teluk Benoa dan desakan penghentian kriminalisasi aktivis ForBALI, diiringi dengan Gong Baleganjur dan membunyikan kentongan.