Divisi Perencanaan dan Data Komisi Pemilihan Umum – KPU Jawa Timur, Choirul Anam mengatakan, pihaknya sudah berusaha memberikan kemudahan kepada penyandang disabilitas melalui berbagai terobosan. Kata Anam, mulai dari tahap sosialisasi, hari pencoblosan, hingga tahap penghitungan suara.
Anam menyebutkan, tahap sosialisasi dan kampanye misalnya. KPU Jawa Timur telah membentuk relawan Demokrasi. Bukan saja mereka yang hidup normal, melainkan juga melibatkan unsur disabilitas.
Unsur disabiitas ini juga sebagai kelompok sasaran maupun relawan. Selain itu, ada pula media sosialisasi yang dibuat untuk Ramah Disabilitas.
Pada tahapan pencoblosan, KPU juga menyiapkan Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang bersifat TPS Akses. Artinya, TPS ini mudah diakses, berdiri di lahan tidak berbatu, berbukit, atu dikelilingi selokan bahkan yang menggunakan anak tangga.
Meja pada bilik, juga didesain setidaknya berada di kisaran 75-100 cm dari lantai. “Ini supaya memudahkan mereka penyandag disabilitas itu, menggunakan hak suaranya, “ kata Anam, Rabu (19/7/2017).
Peraga pemilik, digunakan bagi penyandang tuna netra. Sehingga mereka dapat memilih secara mandiri, sekaligus bisa menjaga kerahasiaan pilihannya.
Semua itu, lanjut Anam, dibuat untuk meningkatkan keikutsertaan peserta pemilih jelang pemilihan kepala daerah mendatang. Hal ini, tentunya telah ditetapkan dalam Peraturan KPU (PKPU).
“Kami berusaha mematuhi landasan hukum. Sebab hal itu selama ini telah menjadi pijakan dalam membuat program, “ tandas Anam.
Menurut Anam, setidaknya ada dua Undang-undang dan lima PKPU yang menjadi acuan. Secara spesifik sudah diatur dan ditentukan untuk memberikan kemudahan bagi penyandang disabilitas.
“Kami memohon maaf, apabila perangkat kami di daerah belum memberikan TPS Akses yang ramah bagi penyandang disabilitas. Namun, kami terus berupaya untuk membenahinya. Melalui berbagai terobosan yang kami buat. Insyaallah, tahun depan akan lebih baik,” kata Anam.