Korban Tsunami di Selat Sunda Terkini: 43 Orang Meninggal dan 584 Orang Terluka

0
66
Siaran Pers BMKG tentang penyebab tsunami di Selat Sunda

Akibat gelombang pasang Tsunami di Selat Sunda yang menerjang Anyer dan Lampung Selatan pada Sabtu (22/12/2018) malam menyebabkan beberapa orang meninggal dan luka-luka. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, menjelaskan korban tsunami di Selat Sunda sebagai berikut : korban meninggal sebanyak 43 orang, korban luka hingga kini mencapai 584 orang sementara 2 orang lainnya dinyatakan hilang.

“Hingga Minggu 23 Desember 2018 pukul 07.00 WIB, data sementara jumlah korban dari bencana tsunami di Selat Sunda tercatat 43 orang meninggal dunia, 584 orang luka-luka, dan 2 orang hilang,” tulis Sutopo dalam rilisnya yang diterima Redaksi ,Minggu (23/12/2018).

Lebih lanjut menurut Sutopo, tsunami yang menerjang pesisir Pandeglang dan Lampung tersebut juga menyebabkan kerugian fisik seperti 430 unit rumah, 9 hotel, 10 kapal, dan puluhan bangunan lainnya rusak berat.

Hingga data terkini yang masuk kepada dirinya, Sutopo memaparkan bahwa korban jiwa terbanyak berada di Kabupaten Pandeglang,Banten dengan jumlah orang yang meninggal sebanyak 33 orang, 491 luka-luka dan bangunan sedikitnya 430 unit rumah warg mengalami kerusakan.

Daerah yang paling terdampak , lanjut Sutopo adalah permukiman dan kawasan wisata di sepanjang pantai seperti Pantai Tanjung Lesung, Sumur, Teluk Lada, Penimbang dan Carita. Saat kejadian menurutnya banyak wisatawan berkunjung di pantai sepanjang Pandeglang.

Sementara dampak tsunami Selat Sunda di Lampung Selatan, ungkap Sutopo, 7 orang dinyatakan meninggal dunia, 89 orang luka-luka dan 30 unit rumah rusak berat. Sutopo juga menyatakan bahwa pendataan akan terus dilakukan.

“Sedangkan di Serang tercatat tiga orang meninggal dunia, empat orang luka-luka, dan dua orang dinyatakan hilang. Pendataan masih dilakukan. Kemungkinan data korban dan kerusakan akan bertambah,” paparnya.

Penanganan darurat atas bencana ini juga terus dilalukan. Status tanggap darurat dan struktur organisasi tanggap darurat, pendirian posko, dapur umum dan lainnya masih disiapkan. Alat berat juga dikerahkan untuk membantu evakuasi dan perbaikan darurat.

Masyarakat dihimbau tidak melakukan aktivitas di sekitar pantai saat ini. BMKG dan Badan Geologi masih melakukan kajian untuk memastikan penyebab tsunami dan kemungkinan susulannya