Bom Gereja Samarinda meninggalkan kesedihan baru yang sangat mendalam. Pada hari ini, pukul 4.30 Intan Olivia yang berusia 2.5 tahun yang mengalami luka bakar di sekujur tubuhnya, akhirnya menghembuskan napas terakhir. Suasa sedih terjadi di RSUD AW Syaranie, Samarinda. Kesedihan ini bukan hanya menyelimuti keluarga, juga masyarakat Indonesia. Hal ini terlihat dari ungkapan duka yang memenuhi lini masa media sosial.
Febby Siti Permana, Anggota Pokja Rehabilitasi Sosial Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang dan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Kemensos RI, mengungkapkan kesedihan yang mendalam untuk semua korban, terutama setelah Intan Olivia menghembuskan nafas terakhirnya. Hal ini diungkapkan Febby kepada indeksberita.com pagi hari tadi (14/11/2016).
“Anak anak harus dilindungi dari berbagai macam ancaman dan tindak kekerasan. Mereka harus dijauhkan dari rasa takut dan rasa terancam, bahkan diberikan kesempatan untuk hidup lebih baik lagi” ujar Febby.
“Meninggalnya Intan telah menambah kesedihan kita, mungkin kegeraman serta kemarahan di hati kita. Anak-anak tak berdosa telah menjadi korban” kata Febby
Jeiri Sumampow, penggiat pemantauan pilkada dan kepala humas PGI, menyatakan kerihatinan yang mendalam, atas meninggalnya Intan Olivia.
“Saya sangat berduka atas meninggalnya Intan dan juga kepada keluarga yang ditinggalkannya. Situasi yang tidak ringan tentu dialami oleh anak-anak lain yang menjadi korban. Mereka mengalami kejadian yang tidak hanya berpengaruh pada kondisi fisik mereka saja, juga kondisi batin mereka” demikian pesan Jeirry kepada indeksberita.com
Jeiry juga menghimbau agar pemerintah meningkatkan kemampuan deteksi dininya, agar segala tindak kebencian dan kekerasan bisa dicegah. “Kita sangat berharap agar tindakan seperti ini jangan pernah terjadi lagi” tutup Jeiry.